MPR Harus Copot Wapres Gibran!

- Sabtu, 19 April 2025 | 15:15 WIB
MPR Harus Copot Wapres Gibran!


MPR Harus Copot Wapres Gibran!


Dokumen yang diteken 330 purnawirawan perwira tinggi dan menengah yang ditandatangani Februari 2025 itu kembali dibacakan ulang dalam forum Silaturahmi Purnawirawan Prajurit TNI dengan Tokoh Masyarakat yang digelar di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (17/4/2025).


Kepastian telah sampainya dokumen tersebut ke kediaman Presiden, ditegaskan salah seorang anggota panitia Silaturahmi. 


Pertemuan itu dihadiri ratusan purnawirawan dari tiga matra TNI, yaitu TNI AD/TNI AL, dan TNI AU, serta para tokoh masyarakat sipil.


Mantan Komandan Korps Marinir Letjen TNI (Purn) Suharto, mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Hanafi Asnan, mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Purn Fahrur Razie, Brigjen purn H Porernomo, Brigjen Purn Mar Bastian Umar.


Tampak pula sejumlah tokoh sipil seperti Ratna Sarumpaet, Roy Suryo, Rizal Fadillah, Refly Harun, Said Didu, dan lain-lain yang kehadiran mereka memperkuat aura sipil-militer dalam forum Silaturahmi Purnawirawan Prajurit TNI. Namun momen kunci bukan sekadar silaturahmi.


Karena yang paling penting adalah pengulangan pembacaan naskah delapan butir pernyataan, yang sebelumnya ditandatangani oleh 101 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel purnawirawan.


Naskah tersebut menjadi bentuk pengingat sekaligus desakan politik kepada pemerintahan baru untuk menata kembali arah epublic.


Isi utama dari pernyataan itu antara lain: mendesak pemerintah kembali ke UUD 1945 naskah asli, menghentikan proyek strategis nasional (PSN) yang dinilai merugikan rakyat.


Seperti Rempang, menolak tenaga kerja asing asal Tiongkok, dan mendorong reshuffle kabinet guna membersihkan pengaruh rezim sebelumnya. 


Dukungan terhadap Prabowo ditegaskan, namun dengan syarat: bebas dari bayang-bayang Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).


Dan tidak menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai simbol kelanjutan oligarki keluarga. Dalam silaturahmi, sikap keras disampaikan Letjen TNI (Purn) Suharto. 


Para purnawirawan mendukung penuh pemerintahan Prabowo, tegas Letjen Purn Suharto, asalkan tidak lagi terkooptasi pengaruh Jokowi.


“Kami mendukung Prabowo asal tetap pada jalurnya, jangan dipedulikan lagi itu Jokowi. Jokowi tidak memiliki kiprah dan keringat untuk Republik ini. Track record-nya untuk negara itu apa? Keringatnya untuk negara itu apa? Gak ada,” kecam Letjen Purn Suharto, Kamis (18/4/2025).


Letjen Purn Suharto juga mengaku tak bisa menghormati Gibran yang dianggap terlalu muda dan tidak punya pengalaman kenegaraan. 


“Belum sampai umur 40 sudah saya beri hormat, gitu? Tak mau saya! Saya masuk Akabri tahun 1965, saat bapaknya, plitur aja mungkin belum,” sindirnya.


Mantan Wakil Panglima TNI dan Menteri Agama (Menag) era Presiden Jokowi 2014-2016, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razie juga menyampaikan keprihatinan atas kedekatan Prabowo dengan Jokowi. 


Ia mengingatkan bahwa dukungan Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bukan murni demi bangsa.


“Beliau membantu bapak Prabowo bukan karena sayang, tapi karena mau menjadikan anaknya wakil presiden. Pak, lain kali enggak usahlah hormat-hormat banget. Sedeng-sedeng aja, pak. Kerusakan negara hari ini adalah warisan dari masa pemerintahan Jokowi,” beber Jenderal Fachrul Razie.


Dilanjutkan Jenderal Fachrul Razie, “Dan Prabowo seharusnya tidak merasa berhutang budi. Yang berjasa itu Bapak, bukan beliau. Negara ini rusak karena ditinggalkan beliau, dan sekarang Bapak yang memperbaiki.”

Halaman:

Komentar

Terpopuler