UPDATE! Dokter Tifa Bongkar Dugaan Penggunaan Data Bermasalah Dalam Kasus Ijazah Jokowi

- Senin, 09 Juni 2025 | 14:20 WIB
UPDATE! Dokter Tifa Bongkar Dugaan Penggunaan Data Bermasalah Dalam Kasus Ijazah Jokowi




POLHUKAM.ID - Dokter Tifauzia Tyassuma, yang dikenal luas sebagai Dokter Tifa, kembali menghebohkan publik dengan pernyataan tajamnya.


Kali ini, ia menyoroti dugaan kejanggalan dalam penyelidikan Bareskrim Polri terkait keaslian ijazah sarjana Joko Widodo dari Universitas Gadjah Mada (UGM).


Melalui akun media sosialnya, @DokterTifa, ia menantang temuan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim yang sebelumnya menyatakan ijazah Jokowi adalah autentik, berdasarkan uji forensik yang melibatkan Puslabfor Polri.


Namun, menurut Tifa, ada indikasi kuat bahwa data yang digunakan sebagai dasar penyelidikan justru bermasalah—terutama yang bersumber dari salinan Harian Kedaulatan Rakyat, koran lokal yang menjadi acuan pengumuman penerimaan mahasiswa baru UGM tahun 1980.


Ia menyoroti ketidaksesuaian dalam penanggalan Jawa yang tertera dalam koran tersebut.


"Bareskrim menyebut tanggal 18 Juli 1980 bertepatan dengan Jumat Kliwon, 5 Puasa 1912. Padahal secara kalender Jawa, seharusnya itu Jumat Legi, 24 Pasa 1912," tulis Tifa dalam salah satu unggahan.


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penamaan bulan Jawa Pasa (dibaca Poso, yang berarti Ramadhan) sering disalahartikan sebagai "Puasa".


Kekeliruan ini, menurut Tifa, menjadi bukti bahwa koran yang digunakan sebagai barang bukti forensik kemungkinan telah dipalsukan atau setidaknya tidak valid secara historis.


"Kesalahan penanggalan ini fatal. Jika forensik Polri mendasarkan penyelidikan pada koran dengan data yang tidak akurat, maka seluruh kesimpulan bisa dipertanyakan," ujarnya.


Selain soal kalender, Tifa juga menyoroti kejanggalan lain: daftar nama mahasiswa yang diterima di Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980.


Dalam daftar tersebut, nama Joko Widodo tercantum di urutan ke-14. 


Namun, yang membuat Tifa curiga adalah keberadaan nama “Andjipramaria” di urutan ke-8, yang disebut sebagai teman seangkatan Jokowi.


Menurut Tifa, pengakuan publik selama ini menyebut nama yang benar adalah “Andi Pramaria”, bukan “Andjipramaria”.


"Ini membingungkan. Apakah ini salah ketik atau upaya rekayasa? Silakan cari sendiri nama Andi Pramaria di internet, pasti ketemu. Tapi ‘Andjipramaria’ tidak jelas asal-usulnya," sindirnya.


Dokter Tifa menilai serangkaian ketidaksesuaian ini cukup kuat untuk mempertanyakan integritas data yang digunakan oleh Bareskrim. 


Ia bahkan menyebut temuan tersebut sebagai "tidak bisa dimaafkan".


"Bayangkan, data seperti ini dipakai dalam proses penyelidikan resmi? Ini bukan sekadar kesalahan administratif. Ini persoalan kredibilitas institusi penegak hukum," pungkasnya.


👇👇



Sumber: Sawitku

Komentar