BRUTAL! 5 Fakta Bocah Indonesia Dikepruk Botol Miras Saat Mau Jumatan di Singapura, Siapa Pelakunya?

- Selasa, 24 Juni 2025 | 20:30 WIB
BRUTAL! 5 Fakta Bocah Indonesia Dikepruk Botol Miras Saat Mau Jumatan di Singapura, Siapa Pelakunya?

3. Pelaku Adalah WNA Ilegal yang Overstay


Siapakah pelaku penyerangan keji ini? Kepolisian Singapura yang bergerak cepat berhasil membekuknya di tempat.


Terungkap kemudian bahwa pelaku bukanlah warga negara Singapura, melainkan seorang warga negara asing yang statusnya ilegal.


Izin kunjungannya (social visit pass) telah kedaluwarsa, membuatnya menjadi seorang overstayer.


Pelaku langsung didakwa di pengadilan keesokan harinya, Sabtu, 21 Juni 2025.


Ia dijerat dua dakwaan serius: membawa senjata tajam (pisau dapur) di ruang publik dan melanggar undang-undang imigrasi karena tinggal di Singapura secara ilegal.


4. Respons Cepat Warga Sekitar dan KBRI Singapura


Di tengah kepanikan, ada sisi kemanusiaan yang patut diapresiasi. Para pejalan kaki dan pengunjung lain yang menyaksikan kejadian mengerikan itu tidak tinggal diam.


Mereka segera menghubungi polisi dan ambulans. Staf kafe % Arabica juga bertindak sigap dengan membawa keluarga Winda masuk ke dalam kafe untuk memberikan perlindungan dan menenangkan mereka.


Begitu kabar ini sampai ke perwakilan Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura langsung turun tangan.


Pihak KBRI memberikan pendampingan hukum dan perlindungan penuh kepada keluarga Winda selama proses berlangsung.


“Kami sangat bersyukur atas dukungan dari KBRI,” ucap Winda, menunjukkan pentingnya peran perwakilan negara dalam melindungi warganya di luar negeri.


5. Trauma Mendalam dan Ironi Pahit Soal Keamanan


Meskipun sang anak dilaporkan dalam kondisi stabil dan tidak memerlukan evakuasi medis lebih lanjut menurut Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), luka yang tak terlihat justru lebih dalam.


Insiden ini meninggalkan trauma mendalam bagi seluruh keluarga, terutama sang anak. 


Liburan yang seharusnya menjadi kenangan indah berubah menjadi mimpi buruk yang sulit dilupakan.


Kejadian ini juga menjadi sebuah ironi pahit. Keluarga Winda, seperti jutaan wisatawan lainnya, memilih Singapura karena reputasi keamanannya.


“Kami percaya Singapura adalah negara yang aman. Tapi ini menyangkut nyawa anak saya. Rasanya sulit sekali menerima kenyataan ini,” ujar Winda dengan nada lirih.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar

Terpopuler