Radhika Rao, Ekonom Senior DBS Bank, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Thailand cenderung melemah.
Meskipun demikian, bank sentral diperkirakan akan tetap memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan.
"Thailand dapat mengalami perlambatan pada paruh kedua tahun ini," kata Radhika, seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (2/9/2025).
Sementara itu, Analis Nomura memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Thailand hanya sebesar 1,8 persen.
Mereka memprediksi dampak tarif pada paruh kedua tahun ini akan memperburuk siklus ekonomi, diperparah dengan umpan balik negatif antara kondisi keuangan yang ketat dan aktivitas ekonomi yang lemah.
Bank Dunia juga telah memangkas tajam proyeksi pertumbuhan tahunan Thailand untuk tahun 2025 menjadi 1,8 persen, turun dari 2,9 persen.
Proyeksi untuk tahun 2026 juga dipangkas menjadi 1,7 persen dari 2,7 persen. Sebagai perbandingan, ekonomi Thailand tumbuh 2,5 persen pada tahun 2024.
Peringkat Kredit Thailand Terancam Diturunkan Moody's
Ketidakpastian politik dan pelemahan pertumbuhan ekonomi ini telah membuat para analis Nomura memperkirakan adanya penurunan peringkat kredit negara oleh Moody's dalam beberapa kuartal mendatang.
Sebelumnya, pada bulan April, Moody's telah merevisi prospek peringkat Thailand menjadi "negatif" dari "stabil".
Hal ini menandakan meningkatnya ketidakpastian politik dan pelemahan pertumbuhan yang berkelanjutan di negara tersebut. Peringkat kredit negara Moody's untuk Thailand saat ini berada di Baa1.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!
Amerika Kerahkan 10.000 Pasukan di Karibia, Siap Serang Venezuela? Ini Faktanya
Amerika Siagakan 10.000 Pasukan di Karibia, Sinyal Perang dengan Venezuela Makin Nyata?