Dalam pidatonya di Industri Federasi Jerman (BDI), Scholz mengatakan, "Satu hal yang jelas, kami akan terus mengirim senjata ke Ukraina selama negara itu membutuhkan dukungan kami." Dia menekankan bahwa negaranya mendukung Lithuania dan sekutu timur lainnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Iohannis pada Kamis lalu berkunjung ke ibu kota Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan mengumumkan dukungan mereka untuk memberikan Ukraina “status kandidat Uni Eropa segera.”
Pada hari-hari awal perang Rusia di Ukraina, Jerman menghadapi kritik dari dalam dan luar negeri karena keengganannya untuk mengirim senjata berat ke Ukraina.
Sementara itu, menyinggung pentingnya energi terbarukan dan konversi energi, Scholz mengatakan Jerman berencana untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 80 persen pada 2030.
Meski terlihat Jerman lebih bergantung pada minyak dan gas alam Rusia daripada negara-negara Eropa lainnya, sebelum perang negara tersebut memasok 55 persen kebutuhan gas alam dari Rusia. Jerman baru-baru ini mengurangi pembelian energi mereka dari Rusia menjadi 35 persen.
Sumber: m.republika.co.id
Artikel Terkait
Israel Dilanda Kebakaran Terbesar Sepanjang Sejarah, Tel Aviv Minta Bantuan Internasional
Pakistan: India Mungkin Akan Luncurkan Serangan dalam Waktu 24-36 Jam
12 Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus: Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?
Maskapai Inggris Hentikan Permanen Penerbangan dari London ke Israel