Menyelisik Nilai Utang yang Harus Dibayarkan Sri Lanka, Jika Dirupiahkan Nominalnya...

- Senin, 27 Juni 2022 | 18:40 WIB
Menyelisik Nilai Utang yang Harus Dibayarkan Sri Lanka, Jika Dirupiahkan Nominalnya...

Menteri Kanchana Wijesekera, dalam pernyataannya, telah meminta maaf kepada para pengendara atas krisis bahan bakar yang memburuk.

Baca Juga: Pakar Ungkap Penyebab Ekonomi Sri Lanka Jatuh dan Apa Selanjutnya?

Ia mengungkap bahwa kargo minyak yang dijadwalkan minggu lalu tidak muncul, sementara yang dijadwalkan tiba minggu depan juga tidak akan mencapai Sri Lanka karena alasan 'perbankan'.

"Saya meminta maaf karena pengiriman bensin, solar dan minyak mentah yang dijadwalkan awal pekan ini dan minggu depan tidak akan terpenuhi tepat waktu karena alasan perbankan dan logistik."

"Saya mohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan ini," kata Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan. 

Sri Lanka tengah menghadapi kekurangan devisa parah, membuatnya tak mampu membiayai impor yang paling penting sekalipun. Ini bahkan termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Negara kepulauan di Asia Selatan itu pun kini tengah berjuang meminta bantuan internasional.

Menambah pelik situasi, perusahaan minyak dan gas negara, Ceylon Petroleum Corporation, CEYPETCO (CPC), tidak dapat mengatakan kapan pasokan minyak segar akan diproduksi di pulau itu. CPC juga telah menutup satu-satunya kilang yang dimiliki lantaran kekurangan minyak mentah, ungkap Wijesekera.

Kilang CPC mulai beroperasi awal bulan ini, menggunakan 90 ribu ton minyak mentah Rusia yang dibeli melalui Coral Energy yang berbasis di Dubai dengan persyaratan kredit dua bulan.

Sebagai solusi atas situasi ini, Wijesekera mengatakan bahwa persediaan langka yang tersisa di negara akan didistribusikan melalui beberapa pom bensin.

Halaman:

Komentar

Terpopuler