Dalam data, 56 persen orang Islam keberatan dengan tetangga yang beragama Yahudi. Sementara itu, 61 persen orang Yahudi tidak diharapkan menjadi guru di sekolah negeri, dan 66 persen sangat tidak diharapkan menjadi pejabat pemerintah.
"Unsur agama sangat penting yang membuat masyarakat kurang toleran pada orang Yahudi," kata Saiful, pada program "Bedah Politik", yang disiarkan kanal YouTube SMRC TV, Kamis (7/7/2022).
Penganut agama resmi di Indonesia selain Islam hanya 14 persen yang menyatakan keberatan jika bertetangga dengan Yahudi.
Sementara kalangan non-Islam yang keberatan orang Yahudi menjadi guru di sekolah negeri sebesar 27 persen dan pejabat pemerintah 29 persen.
Survei tersebut, yang dipaparkan Saiful, juga menerangkan pandangan umat Islam terhadap Kristen dan Katolik.
Ada 16 persen Muslim keberatan bertetangga dengan orang Kristen atau Katolik. Untuk penganut Kristen atau Katolik jika menjadi guru di sekolah negeri 21 persen Muslim keberatan, sedangkan 29 persen Muslim keberatan jika ada yang menjadi pejabat pemerintah.
“Ada faktor perbedaan agama yang mempengaruhi toleransi terhadap orang Kristen atau Katolik,” kata Saiful.
Untuk kasus Kristen dan Katolik, pendidikan memiliki efek pada sikap toleransi. Menurut Saiful, ini terkait dengan sikap negara yang memang menerima Kristen dan Katolik sebagai agama resmi yang artinya mendapatkan perlindungan.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak