Dikabarkan persenjataan yang digunakan oleh Hamas merupakan bantuan dari Rusia dan sekutunya.
Rupanya asal usul senjata yang digunakan oleh Hamas ini barulah terungkap.
Ternyata ribuan rudal yang digunakan oleh Hamas itu adalah buatan Amerika Serikat sendiri.
Dan senjata tersebut didapatkan dari Ukraina yang merupakan bantuan dari Amerika Serikat.
Belum diketahui apakah senjata bantuan Amerika Serikat tersebut dijual oleh pihak Ukraina.
Namun sebelumnya banyak kabar beredar, senjata-senjata bantuan pihak pihak barat termasuk dari Amerika Serikat dijual oleh pihak Ukraina ke pasar gelap.
Kabar senjata buatan Amerika Serikat yang diberikan ke Ukraina lalu digunakan oleh Hamas menghancurkan Israel tersebut disampaikan oleh mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Diketahui Rusia dan Ukraina saat ini masih terlibat peperangan. Ukraina dibantu oleh pihak barat dalam hal ini Nato dibawah komando Amerika Serikat.
Medvedev bahkan menyindir negara-negara barat bahwa senjata bantuannya ke Ukraina tidak akan efektif untuk menyerang Rusia.
Pasalnya, para pejabat korup di Ukraina justru lebih memilih akan menjual senjata bantuan ke pasar gelap ketimbang untuk berperang melawan Rusia.
Sebagai buktinya, kabar senjata-senjata yang secara aktif dipasok oleh pendukung Kiev dari Barat ke Ukraina telah sampai ke militan Hamas dan sekarang digunakan secara aktif di Israel.
Dmitry Medvedev dalam sebuah postingan Telegram pada hari Senin, menambahkan bahwa perangkat keras militer di masa depan akan dipasok ke Kiev bisa berakhir di pasar gelap juga.
Bahkan senjata-senjata tersebut digunakan untu memerangi para sekutu AS, seperti Israel.
“Keadaan hanya akan menjadi lebih buruk dari sini,” Medvedev memperingatkan, memperkirakan bahwa dunia akan “mengharapkan rudal, tank, dan bahkan pesawat dari Kiev segera masuk ke pasar gelap.”
Kata-katanya muncul di tengah rumor bahwa militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza telah mendapatkan persenjataan buatan AS sebelum menyerang Israel pada akhir pekan.
Sejauh ini belum ada bukti kuat yang mengkonfirmasi klaim tersebut.
Namun, sebuah video yang belum diverifikasi dan beredar secara online menunjukkan seorang militan Palestina memperlihatkan berbagai macam barang buatan AS, termasuk peluncur granat anti-tank M136 standar, sambil berterima kasih kepada Ukraina atas senjata tersebut.
Menurut Medvedev, “pihak berwenang yang korup” di Ukraina tidak akan ragu untuk memperdagangkan semua yang mereka terima dari pendukung mereka.
“Mereka akan mencuri segala sesuatu yang terlihat,” klaim mantan presiden tersebut, seraya menambahkan bahwa senjata-senjata Barat yang dikirim ke Ukraina akan segera memicu konflik di belahan dunia lain.
"Sama seperti gudang senjata yang ditinggalkan Amerika di Afghanistan ketika mereka dengan tergesa-gesa menarik diri dari Afghanistan," ujarnya.
Video yang disebutkan di atas telah memicu kekhawatiran di AS, dan Perwakilan Partai Republik Marjorie Taylor Greene mengatakan pada hari Minggu bahwa asal muasal video tersebut harus diselidiki.
Anggota Kongres tersebut juga mengklaim di platform X, bahwa beberapa senjata yang digunakan oleh militan mungkin berasal dari Ukraina atau Afghanistan.
Washington telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar bagi Kiev sejak awal konfliknya dengan Moskow. AS telah mengucurkan total $46,6 miliar untuk bantuan militer ke Ukraina, termasuk pengiriman senjata dan amunisi langsung, serta hibah dan pinjaman untuk senjata dan peralatan.
Kiev telah berulang kali menghadapi tuduhan penyalahgunaan atau penjualan persenjataan, namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh mereka.
Pada hari Senin, intelijen militer Ukraina (GUR) menyalahkan Rusia atas rumor tentang senjata yang diduga datang dari Ukraina ke Hamas.
Moskow diduga melancarkan kampanye “diskreditasi” terhadap Ukraina di Timur Tengah, klaim GUR dalam sebuah postingan di Facebook, seraya menambahkan bahwa senjata yang berakhir di tangan Hamas adalah “senjata piala” yang dirampas oleh pasukan Rusia dari pasukan Ukraina. Rusia belum mengomentari klaim tersebut sejauh ini.
Berita ini muncul di tengah eskalasi terbaru antara Hamas dan Israel, yang dimulai Sabtu lalu ketika kelompok militan Palestina melancarkan serangan mendadak di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan Gaza.
Para pejabat Israel memperkirakan lebih dari 700 orang tewas dalam serangan Hamas dan lebih dari 2.200 orang terluka.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Prabowo Batal Kunjungan ke Israel, Disebut Gara-gara Rencana Bocor ke Media
Israel Gugat Indonesia ke Pengadilan Internasional Soal Penolakan Visa Atlet Senam
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata