Sejak Israel Gempur Gaza, Skandal Korupsi PM Netanyahu Tenggelam, Tapi dapat Masalah Baru

- Senin, 20 November 2023 | 10:30 WIB
Sejak Israel Gempur Gaza, Skandal Korupsi PM Netanyahu Tenggelam, Tapi dapat Masalah Baru

Zachary Lockman, pakar Palestina dan Israel di Universitas New York, mengatakan kepada Aljazeera pada Sabtu (18/11/2023), Amerika memang mendukung Netanyahu soal penolakan gencatan senjata.


Namun tekanan dari belahan dunia lain, termasuk Eropa begitu besar.


"Permintaan untuk gencatan senjata meningkat di Amerika Serikat, tetapi [juga] di Eropa dan negara-negara lain," kata Lockman.



Di Ujung Tanduk


Jejak pendapat yang dirilis Al-Monitor menunjukkan popularitas Netanyahu di titik nadir, hanya 4 persen.


Di mata warganya, Netanyahu dengan segala kebijakannya termasuk soal keamanan yang bisa dijebol lawan itu, sudah sudah tidak becus.


Tak hanya lawan politik, sekutu lamanya pun kini bersuara agar Netanyahu segera turun dari tahtanya.


Khaled Elgindy, pakar urusan Palestina-Israel di Middle East Institute di Washington, sampai menyebut Netanyahu membuat keamanan intelijen Israel melakukan kegagalan terbesar sepanjang sejarah.


Hal itu langsung berimplikasi pada popularitasnya di mata publik yang benar-benar rentan.


"Dia sangat rentan, lebih dari yang pernah dia alami dalam karir politiknya mengingat dia memimpin kegagalan keamanan intelijen terbesar dalam sejarah Israel," kata Elgindy.


Elite Partai Frustasi


Netannyahu bukan saja orang nomor satu di pemerintahan Israel saat ini, ia juga pemimpin partai terbesar, Likud.


Elite Partai Likud mulai frustasi akibat ulah Netanyahu.


Tidak sedikit yang memutuskan keluar dari partai yang memiliki jumlah anggota mayoritas di parlemen itu.


Bahkan, Tamir Idan, Ketua Dewan Regional Sdot Negev, sebuah daerah di Distrik Israel Selatan, merobek kartu keanggotaan Likud miliknya di siaran langsung televisi.


Ia mengaku frustrasi dengan kurangnya dukungan dari pemerintahan Netanyahu.


"Pemerintahan ini tidak berfungsi," kata Idan kepada Times of Israel.


Oposisi Bergerak


Di sisi lain, Netanyahu juga memiliki musuh politik yang mulai bergerak.


Salah satu penentangnya adalah Yair Lapid,


Ketua Partai Yesh Atid itu membuat parlemen terbelah demi menggalang penggulingan Netanyahu.


Dia berbicara lantang bahwa Netanyahu harus turun dari tahtanya sekarang.


Sosok yang kini menjadi pemimpin oposisi itu menilai Israel harus dipimpin orang baru.


“Israel telah kehilangan kepercayaan pada perdana menteri,” kata Lapid kepada jaringan Israel Channel 12, dikutip dari New York Times, Rabu (15/11/2023).


“Kami tidak bisa membiarkan diri kami perang berkepanjangan dengan perdana menteri yang tidak dipercaya oleh masyarakat.”


Netanyahu “Harus pergi sekarang,” tegas Lapid.


Yair meyakini, dari 120 anggota Knesset (parlemen), 90 di antaranya akan mengikuti langkahnya.


Menurut Yair, pengganti Netanyahu harus dari partai Likud.


Sumber: Tribunnews

Halaman:

Komentar