polhukam.id - Tidak adanya desakan gencatan senjata di dalam resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang disahkan pada 22 Desember 2023 mengundang rasa sesal Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Padahal, untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza palestina, menurut Retno, gencatan senjata merupakan salah satu elemen penting yang diperlukan.
Kekesalan itu diungkap Menlu Retno dalam temu media di Jakarta, Rabu (27/12).
Menlu Retno mengatakan pihaknya akan melihat apakah resolusi ini dapat membuat perbedaan atau perbaikan di lapangan ke depannya.
Baca Juga: Lengkapi Tekad Hijrahmu! Ini Dia Tata Cara Sholat Taubat, InsyaAllah Makin Istiqomah
Dilansir polhukam.id dari laman Antaranews.com, Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia bersama negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan terus berupaya mengatasi situasi yang sedang berlangsung di Gaza.
Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang menuntut semua pihak melakukan “langkah-langkah mendesak” untuk membuka akses kemanusiaan yang lebih luas, aman, dan tanpa hambatan ke Gaza.
Setelah negosiasi yang alot dan beberapa kali ditunda, resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab itu disahkan setelah didukung 13 negara, 0 menolak, sedangkan Amerika Serikat dan Rusia yang sama-sama anggota tetap DK PBB memilih abstain.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak