Dalam rencana penculikan itu, pejabat NATO tersebut di bawa Moskow untuk ditanyai tentang "perintah" apa yang telah diberikan Barat kepada Kiev.
Oleg Morozov pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen Rusia pada 1993 dan anggota partai dominan Rusia Bersatu.
Dia mengatakan pasokan senjata Barat ke Ukraina merupakan ancaman langsung bagi Rusia dan mungkin mengharuskan Moskow meninjau kembali tujuan militernya.
Plot penculikan itu dibeber Morozov dalam acara bincang-bincang 60 menit di di TV pemerintah Rossiya-1 pada Senin (30/5) malam.
Dia mengatakan menteri dari negara NATO akan pergi dengan kereta api ke Kiev untuk bicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
"Tapi dia tidak akan sampai di sana. Dan akan terbangun di suatu tempat di Moskow," kata Morozov.
Pembawa acara TV Olga Skabeyeva kemudian mengonfirmasi apakah ini artinya Rusia menculik menteri itu.
"Ya. Dan kemudian kami akan memilah siapa yang memberi perintah untuk apa, siapa yang bertanggung jawab atas apa sebenarnya," kata Morozov.
Presiden Vladimir Putin menyebut perang yang sudah berlangsung selama 97 hari itu sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina.
Menurut Putin, aksi Rusia untuk menghentikan apa yang dia lihat sebagai penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia oleh ultra-nasionalis Ukraina.
Putin juga menuduh Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia melalui perluasan NATO.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Prabowo, Pidato Presiden Kolombia Gustavo Petro Paling Keras Sampai AS Walk Out, Ternyata Ini Pemicunya!
Pernah Jadi Buronan Senilai Rp 167 Miliar, Al-Sharaa Kini Bersalaman dengan Trump
Macron: Perang Total Israel Membunuh Warga Sipil, Bukan Menghancurkan Hamas
Telak! Presiden Prancis Skakmat Donald Trump Soal Kemerdekaan Palestina