Pemeriksaan medis mengidentifikasi bahwa penyebab kematian Magno adalah tetrodotoxin, racun yang sangat mematikan yang berasal dari hati dan gonad ikan buntal. Racun ini, lebih dari 1.000 kali lebih mematikan daripada sianida, tidak memiliki penawar yang diketahui.
Meskipun Magno diintubasi dan mendapat dukungan hidup selama 35 hari, upaya penyelamatan itu sia-sia.
"Dia meninggal karena keracunan, yang cepat menyebar ke kepalanya," ungkap Myrian.
Proses kelumpuhan akibat racun membuat Magno berjuang selama 35 hari di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Temannya, meski berhasil bertahan, tidak luput dari dampak racun. Myrian menyebutkan, "Dia tidak berjalan dengan baik. Dia terkena dampak neurologis, tetapi sedang pulih."
Baca Juga: Heboh! Taylor Swift Jadi Korban AI, Gambar Tak Senonoh Tersebar Luas! Klik di Sini!
Kejadian ini mencuatkan kembali perdebatan tentang keamanan dan pengetahuan dalam mengolah jenis makanan yang berisiko tinggi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarpalu.net
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak