Kelompok lobi pro Israel mengatakan, pihaknya berdedikasi untuk memajukan tujuan solusi dua negara guna melestarikan masa depan Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis, dan aman. Koplow dianggap sebagai pemimpin intelektual lobi Israel.
Seperti kelompok lobi Israel lainnya yang jumlahnya tak terhitung, tugas Koplow adalah memberikan putaran positif kepada Amerika Serikat (AS) terhadap Israel. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dukungan Amerika yang berkelanjutan terhadap Israel.
Citra tentang Israel sebagai negara demokrasi dan sekutu penting AS telah menghadapi ancaman eksistensial. Citra ini mulai hancur karena konsensus di antara kelompok-kelompok hak asasi manusia yang menyatakan bahwa, Israel melakukan kejahatan apartheid.
Sepanjang sejarah, banyak yang membenarkan dukungan mereka untuk Zionisme dengan harapan rasisme dan pembersihan etnis yang terkandung dalam ideologi supremasi Yahudi akan ditebus melalui akhir pendudukan ilegal atas Palestina, dan penciptaan demokrasi yang berkembang.
Namun sebaliknya, Israel telah berubah menjadi Negara Apartheid. Dalam artikelnya, Koplow mengomentari rancangan undang-undang di Israel yang melarang pengibaran bendera Palestina.
"Jika mengibarkan bendera mengancam keberadaan Israel, maka Israel tidak hanya berada dalam masalah yang jauh lebih besar daripada yang dipahami siapa pun, tetapi Zionisme sendiri telah gagal," kata Koplow, dilansir Middle East Monitor, Selasa (7/6/2022).
Koplow berpendapat, para pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera Palestina dan pelayat yang membawa bendera Palestina di pemakaman tidak mengancam kedaulatan atau keamanan Israel.
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!