Koplow mengungkapkan kekecewaannya atas reaksi berlebihan Israel terhadap pengibaran bendera Palestina. Namun dia tidak menyebutkan bahwa ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengkriminalisasi ekspresi kebangsaan Palestina, dan simbol identitas mereka.
"Bendera Palestina adalah tampilan ideologi dan emosi, dan memperlakukannya seperti senjata akan membuatnya lebih kuat dan lebih populer sebagai simbol," ujar Koplow, menunjuk pada standar ganda terhadap Pawai Bendera oleh nasionalis Israel.
Koplow mengatakan, ada ironi tertentu ketika Israel berargumen bahwa, Pawai Bendera yang melalui Kota Tua adalah sebuah tindakan yang legal dan tidak boleh ditafsirkan sebagai hasutan atau ancaman terhadap Palestina.
Sementara pada saat yang sama, pengibaran bendera Palestina dianggap ilegal, dan ditafsirkan sebagai hasutan serta ancaman terhadap Israel.
“Israel memiliki negara dan beroperasi dari posisi kekuasaan, dan Palestina tidak memiliki negara dan beroperasi dari posisi lemah. Ketidakseimbangan struktural itu secara teori seharusnya membuat orang Israel kurang sensitif terhadap aspek simbolis nasionalisme Israel dan Palestina, tetapi ternyata tidak," kata Koplow.
Koplow mengatakan, fakta keberadaan dan kekuatan militer Israel belum cukup untuk mengurangi rasa tidak aman di Israel. Sementara bendera Palestina masih diperlakuka sebagai ancaman fisik yang dinilai dapat memadamkan Zionisme atau keberadaan Israel.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak