Moon Jae In Mantan Presiden Korea Selatan Didakwa Korupsi Karena Beri Jabatan ke Menantu

- Jumat, 25 April 2025 | 13:05 WIB
Moon Jae In Mantan Presiden Korea Selatan Didakwa Korupsi Karena Beri Jabatan ke Menantu

Ia kini menjalani sidang pidana atas tuduhan makar.


Belum jelas apakah dakwaan terhadap Moon Jae-in akan memengaruhi elektabilitas kubu liberal.


Namun, kandidat utama dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung, tetap difavoritkan dalam berbagai survei, di tengah perpecahan internal kubu konservatif pasca-pemakzulan Yoon Suk-yeol. 


Lee Jae-myung sendiri tengah menghadapi kasus hukum terkait dugaan korupsi dan pelanggaran etika selama menjabat wali kota.


Hingga kini, Moon Jae-in belum memberikan pernyataan resmi.


Namun, Partai Demokrat sebagai oposisi utama mengecam dakwaan tersebut. 


Mereka menilai tindakan kejaksaan sebagai manuver politik untuk menjatuhkan citra Moon Jae-in menjelang pemilu.


Youn Kun-young, anggota parlemen Partai Demokrat yang pernah bertugas di Kantor Kepresidenan menyebut hal tersebut merupakan pengalihan publik dari kasus Presiden Yoon Suk-yeol.


Komite internal partai juga menyatakan akan mengambil langkah politik dan hukum untuk menuntut akuntabilitas kejaksaan.


Kasus ini menambah panjang daftar pemimpin Korea Selatan yang terjerat skandal setelah menjabat. 


Pada 2017, Presiden Park Geun-hye dicopot dan dipenjara akibat skandal korupsi besar.


Pendahulunya, Lee Myung-bak, juga dipenjara atas sejumlah pelanggaran hukum. 


Sementara itu, Roh Moo-hyun, sahabat politik Moon Jae-in, meninggal dunia dengan cara tragis pada 2009 saat keluarganya diselidiki atas dugaan korupsi.


Moon Jae-in dikenal luas atas kebijakan damai dengan Korea Utara, termasuk tiga kali bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, serta memfasilitasi dialog bersejarah antara Pyongyang dan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.


Pendukung Moon Jae-in menilai ia berhasil menjaga stabilitas kawasan dan mendorong diplomasi damai. 


Namun, kritik datang dari kubu konservatif yang menyebutnya terlalu lunak terhadap Korea Utara dan justru memberi waktu bagi negara tetangga itu untuk memperkuat program senjata nuklirnya. 


Sumber: Tribun

Halaman:

Komentar

Terpopuler