"Saya khawatir perang memiliki kebiasaan dimulai dari yang kecil dan kemudian berkembang menjadi perang dunia," kata mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada konferensi Future of Asia yang diselenggarakan oleh Nikkei Inc pekan lalu, dikutip laman Radio Free Asia.
Mahathir menjabat sebagai perdana menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003 dan kembali dari 2018 hingga 2020. Dia berusia 20 tahun ketika Perang Dunia II berakhir.
Sementara itu, analis China dan AS yang hadir di konferensi tersebut saling menuduh negara masing-masing dan peran mereka dalam mencoba menyelesaikan konflik di Ukraina.
Bonnie Glaser, Direktur Dana Marshall Jerman AS, mengatakan bahwa China dan Rusia memiliki kepentingan yang sama dalam melemahkan pengaruh global AS dan mereka “berusaha mengubah tatanan internasional.”
Dia mengingatkan hadirin di konferensi tersebut bahwa sebelum invasi Rusia ke Ukraina dilaporkan bahwa AS berbagi intelijen dengan China tentang rencana militer Rusia dan mendesak Beijing untuk campur tangan untuk mencegah perang, hanya bagi China untuk berbagi intelijen itu dengan Moskow.
"Ini menggarisbawahi seberapa besar ketidakpercayaan yang ada antara AS dan China,” kata Glaser.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak