polhukam.id - Sejumlah pegiat pro demokrasi mengkritisi pernyataan calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud MD yang menyatakan orang yang memilih karena diteror, disuap, atau ditekan, dan tidak sesuai hati nurani, itu seperti binatang.
Menurut Mahfud, mereka memiliki mata dan telinga, namun tidak melihat dan mendengar kebenaran.
Direktur Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi mengatakan, para pemilik suara di pemilu yang menerima suap atau amplop atau money politik maka harus ditindak. Baik yang memberi maupun yang menerima harus mendapatkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
“Karena perbuatan keduanya salah juga. Kalau yang memberi uang, pasti berharap dipilih. Kalau terima uang tidak pilih dia ya salah juga,” ujar Muslim Arbi kepada Harian Terbit, Selasa (18/12/2023).
Muslim pun meminta Mahfud MD tidak asal memberikan pernyataan. Karena aksi bagi-bagi sesuatu juga telah dilakukan atasannya. Karena harusnya pemimpin itu memberikan kail, bukan ikannya kepada rakyatnya. Sehingga rakyat bisa berusaha agar tetap survive dan tidak berharap BLT.
“Jadi menurut saya, tidak perlu membincangkan manusia seperti apa yang disampaikan Mahfud MD itu. Kalau benar demikian salah juga, karena ngomong gak pake etika,” tegasnya.
Artikel Terkait
Geger, Iptu Rudiana Akui Vina Cirebon dan Eky Tewas Kecelakaan?
Pelaku Penyerangan Rombongan Kiai NU yang Bikin Banser Babak Belur Diburu Polisi
Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi untuk Antar Sabu Mendadak Klarifikasi dan Minta Maaf
Polisi Tangkap Mantan Audrey Davis, Pemeran Pria di Kasus Video Syur, Sakit Hati Diputusin