Ketidaktertarikan dan belum adanya kesempatan langsung inilah yang menjadi alasan Refly belum atau mengkritik dua “karya” Anies Baswedan tersebut.
Meski demikian, Refly menyatakan bukan berarti dengan alasan tersebut mutlak tidak bisa mengkritisi suatu hal. Jika memang dirasa kritikan perlu disampaikan, bisa dibangun dari permasalahan yang sifatnya umum.
“Cuma ketika kita menyampaikan kritik terhadap hal-hal yang kita sendiri tidak concern memang kita akan nanti keliru jadinya, makanya saya tidak mau mengkritik soal Formula E dan JIS. Tapi kalau harus menyampaikan kritik, kritik yang sifatnya umum,” jelas Refly.
Refly memberi contoh dengan menyoroti kekuasaan yang selalu fokus pada monumen dibanding pembangunan sumber daya manusia.
Baca Juga: Grace Natalie Bilang TKA Cina Sedikit, Penjelasan Rocky Gerung Telak Sampai Singgung Perang Dunia!
“Misalnya saya mengatakan dimana pun kekuasaan itu, selalu saja yang dibangun monumen karena monumen itu yang terlihat… tapi pembangunan sumber daya manusia itu tidak terlihat, tak terukur dan bisa jadi jangka panjang, karena itulah banyak pemimpin 'terjebak' untuk menciptakan atau membangun monumen ketimbang membangun manusia. Itu bukan Anies saja tapi saya kira semua termasuk Presiden Jokowi,” ujar Refly.
Sumber: yoursay.suara.com
Artikel Terkait
Geger, Iptu Rudiana Akui Vina Cirebon dan Eky Tewas Kecelakaan?
Pelaku Penyerangan Rombongan Kiai NU yang Bikin Banser Babak Belur Diburu Polisi
Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi untuk Antar Sabu Mendadak Klarifikasi dan Minta Maaf
Polisi Tangkap Mantan Audrey Davis, Pemeran Pria di Kasus Video Syur, Sakit Hati Diputusin