The Real Omon-Omon: Janji Gibran, Pengangguran, dan Pukulan Realitas IMF!

- Kamis, 19 Juni 2025 | 13:55 WIB
The Real Omon-Omon: Janji Gibran, Pengangguran, dan Pukulan Realitas IMF!


The Real Omon-Omon: 'Janji Gibran, Pengangguran, Pukulan Realitas IMF!'


Oleh: Ali Syarief

Akademisi


Di negeri kita ini, janji adalah barang murah. Dijajakan saban musim kampanye, digantung di langit-langit mimpi rakyat, lalu menguap seperti embun disiram matahari siang bolong. 


Kali ini, yang menjual janji bukan pedagang asongan, bukan pula pengemis dukungan, melainkan seorang putra mahkota demokrasi baru: Mas Gibran, Wakil Presiden termuda, calon pemecah rekor dari keluarga yang doyan politik bak orang lapar ketemu prasmanan.


Katanya, Mas Gibran ingin menciptakan 19 juta lapangan kerja. Angka yang molek, bulat, dan sedap didengar telinga kaum muda yang sehari-hari akrab dengan status fresh graduate but unemployed. 


Hebat betul. Bila benar terlaksana, ini bukan revolusi industri, tapi revolusi ilusi. 


Sebab realitas berbicara lain, dan kali ini yang bicara bukan akun fake oposan di media sosial, tapi IMF, si institusi internasional berkaca mata tebal yang lebih percaya pada angka dibanding mimpi.


Menurut laporan IMF, Indonesia dalam waktu dekat akan menyandang predikat tak sedap: peringkat ke-3 pengangguran tertinggi di dunia. Sorry se Asia. 


Sebuah prestasi muram, namun konsisten dengan nasib negeri yang senang membangun istana tapi melupakan rakyat jelata yang mencari kerja sambil menenteng ijazah fotokopi. 


Sungguh ironis: satu sisi janji menciptakan jutaan pekerjaan, sisi lain dunia memproyeksi kita makin banyak yang nganggur.


Saya jadi teringat ucapan guru ngaji di kampung, “Boleh bermimpi setinggi langit, asal jangan lupa bayar utang di warung.” 


Begitu juga dalam politik: boleh menjanjikan 19 juta lapangan kerja, asal jangan lupa bahwa kita ini sedang hidup di republik yang bahkan untuk mengurangi 3 juta penganggur saja ngos-ngosan setengah mati. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler