Wajah Berubah, Tahi Lalat Pindah: Siapa Dia Sebenarnya?
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan Senior
Setelah lengser, publik masih disuguhi aneka kegiatan Jokowi. Ada saja yang dilakukan bekas Presiden itu. Meresmikan proyek ini itu (aneh juga?).
Atau sekadar keluyuran bersama keluarga plus mantu dan cucu. Tapi apa pun kegiatan dan lokasinya, eks tukang mebel asal Solo ini masih merasa jadi presiden.
Cirinya, dia masih saja wara-wiri pakai kemeja putih lengan panjang yang digulung, lengkap celana hitam. Ada pengawasan aparat. Ada pelayanan penuh rasa hormat para birokrat.
Hobi keluyurannya tak luntur, bahkan ketika dia kena penyakit kulit. Memang, intensitas dan frekuensinya makin berkurang.
Tapi tetap saja dia PeDe tampil di depan publik. Itulah sebabnya layar kaca dan jagad medsos dijejali wajahnya yang berbercak, totol-totol, dan belang-belang.
Tapi dasar Jokowi. Dian tetap saja PeDe tampil. Padahal, kalau “manusia normal” pasti ada rasa malu. “Eh, kemana aja si Joko jarang kelihatan,” tanya seseorang.
“Loe ga tau? Dia kena penyakit kulit. Mukanya panuan. Malu dia, lah” timpal temannya. Obrolan model begini jadi lumrah antar-pertemanan. Tapi tidak berlaku pada Jokowi.
Wajah Berbeda, Orang Berbeda?
Namun seiring berjalannya waktu, publik mulai kritis. Dari tayangan di TV dan media sosial, ada perbedaan mencolok dari wajah Jokowi “lama” dan yang “baru”. Siapakah lelaki yang sekarang sering muncul dari dalam rumah di Sumber, Solo?
Konon itu Jokowi. Tapi wajahnya beda. Kulit wajah tampak rusak karena penyakit kulit parah. Bentuk rahang tak lagi sama.
Dulu lebih tirus. Kini cenderung kotak di bagian dagu. Hidungnya berubah. Bahkan tahi lalat pun berpindah posisi!
Apakah ini benar Jokowi yang dulu publik kenal sebagai Walikota Solo?
Benarkah orang itu yang pernah lari dari tanggung jawab sebagai Gubernur DKI? Dan, benarkah itu orang yang sama saat dua periode jadi Presiden RI?
Perbedaan wajah yang mencolok sedikit banyak memantik spekulasi publik. Apalagi soal posisi tahi lalat yang bergeser.
Dulu posisinya agak ke pipi, dekat telinga. Tapi di wajah yang bercak-bercak itu, posisi tahi lalat geser ke persis di bawah mata kiri. Nah…?
Kok bisa tahi lalat bergeser lokasi? Jaraknya pun lumayan “jauh”, lho. Kalau ada tindakan medis, biasanya justru dibuang. Bukan digeser. Tapi apa perlunya menggeser tahi lalat?
Sebagian orang mungkin akan berpendapat, ah itu hanya efek penyakit kulit. Ok, untuk hal-hal lain. Misalnya, Dulu mulus sekarang bercak bercak.
Dulu putih, sekarang belang-belang. Dulu bagian mata lebih terlihat, sekarang agak lebam. Tapi kalau tahi lalat bergeser?
Keganjlan inilah yang memantik tanya: apakah mereka orang yang sama? Kalau bukan, manakah yang Jokowi asli?
Atau, jangan-jangan malah keduanya palsu. Lalu, dimanakah Jokowi yang asli? Waduh…!
Aktivis senior dokter Zulkifli Ekomei adalah salah satu yang pertama melempar pertanyaan tajam ini ke publik.
Dalam podcast di Bang Edy Channel, dia bahkan menyebut, bisa jadi Jokowi yang sekarang tampil di publik bukanlah sosok yang sama dengan Jokowi yang dulu.
Pertanyaannya kemudian: kalau benar ada Jokowi palsu, siapa yang memalsukan? Untuk kepentingan apa atau siapa?
Operasi Intelijen? Boneka Global?
Mari kita ajak nalar publik bermain lebih dalam. Sejak dulu lembaga intelejen Amerika, CIA, dikenal lihai menyusupkan para boneka mereka ke negara-negara berkembang.
Sasaran utamanya yang kaya sumber daya alam. Iran, Chile, Irak, bahkan Kamboja dan Kongo adalah saksi operasi-operasi busuk macam begini.
Artikel Terkait
Viral Jokowi Gagal Salam Khas UGM, Netizen Soroti Status Alumni: Ini Faktanya!
Jokowi Gagal Salam Khas UGM? Ini Momen Celingak-celinguk yang Bikin Penasaran
Prabowo Sindir Konten Podcast: Pintar tapi Sebar Kebencian?
Luhut Usulkan Dana Rp 50 Triliun untuk INA: Siapa Di Balik Indonesia Investment Authority?