Bayangan Jokowi di Balik Kasus Nadiem Makarim

- Kamis, 04 September 2025 | 19:45 WIB
Bayangan Jokowi di Balik Kasus Nadiem Makarim

Akibatnya, jargon “Merdeka Belajar” yang kerap ia gaungkan kini berbalik menjadi “Terbelenggu Korupsi.”


Pertanggungjawaban Politik


Dalam sistem presidensial, seorang menteri memang bisa ditetapkan sebagai tersangka secara individu. Namun, tanggung jawab politik tetap bermuara pada presiden. 


Jokowi tidak bisa lepas tangan dan membiarkan kasus Nadiem dipandang sekadar kesalahan pribadi. 


Bukankah menteri adalah pembantu presiden? Jika seorang pembantu terjerat kasus besar, maka otomatis presiden pun tercoreng.


Sayangnya, pola ini bukan hal baru. Di era Jokowi, sudah banyak menteri yang berakhir di meja hijau—dari Edhy Prabowo hingga Juliari Batubara


Kini, Nadiem menambah daftar panjang itu. Pertanyaannya: apakah ini sekadar kebetulan, ataukah tanda nyata bahwa Jokowi gagal membangun kabinet yang bersih?


Warisan yang Retak


Jokowi kerap membanggakan pembangunan fisik—jalan tol, bendungan, hingga Ibu Kota Nusantara


Namun, kasus Nadiem memperlihatkan rapuhnya warisan di sektor nonfisik, khususnya pendidikan. 


Investasi teknologi pendidikan yang seharusnya menjadi fondasi masa depan justru berubah menjadi skandal memalukan. 


Inilah ironi terbesar: presiden yang ingin dikenang sebagai bapak pembangunan justru meninggalkan jejak keruntuhan di bidang moral dan tata kelola pemerintahan.


Penutup


Kasus Nadiem Makarim bukan sekadar kisah jatuhnya seorang menteri muda. 


Ia adalah refleksi kegagalan sistemik dari kepemimpinan Jokowi—kepemimpinan yang gemar menjual mimpi tanpa memastikan fondasi etika dan pengawasan berjalan kokoh. 


Pada akhirnya, publik akan mencatat bahwa di balik laptop yang gagal menyala di ruang-ruang kelas, terdapat presiden yang gagal menyalakan bara kejujuran dalam pemerintahannya.


Sumber: FusilatNews

Halaman:

Komentar