Benarkah Prabowo Tak Dendam Kepada Anies?

- Kamis, 02 Oktober 2025 | 09:50 WIB
Benarkah Prabowo Tak Dendam Kepada Anies?


Benarkah Prabowo 'Tak Dendam' Kepada Anies?


Oleh: Karyudi Sutajah Putra

Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI)


Presiden Prabowo Subianto mengaku tidak dendam kepada Anies Baswedan, meskipun rivalnya itu memberi skor 11 kepadanya saat debat calon presiden di Pemilihan Presiden 2024.


Dendam adalah perasaan atau keinginan kuat untuk membalas perbuatan jahat, sakit hati, atau penghinaan yang dialami di masa lalu, sering kali disertai dengan kemarahan dan niat untuk menyakiti pihak lain.


Jika memang tidak dendam, mestinya Prabowo sudah tidak mengungkit-ungkit lagi peristiwa setahun lalu itu. 


Kalau masih mengungkit-ungkit, berarti peristiwa itu masih cukup membekas di dalam benaknya. Lantas, benarkah Prabowo tidak dendam kepada Anies?


Di Pilpres 2024, Anies sebagai capres berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. 


Cak Imin kemudian direkrut Prabowo sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat di Kabinet Merah Putih


Kalau memang tidak dendam, mengapa Prabowo tidak merekrut Anies masuk pemerintahannya sebagaimana Cak Imin?


Pun, seperti Joko Widodo saat menjabat Presiden merekrut Prabowo, rivalnya dalam Pilpres 2014 dan 2019 sebagai Menteri Pertahanan.


Dus, benar kata Sutami. Pernyataan politikus harus dimaknai sebaliknya. 


Ketika Prabowo mengatakan tidak dendam, boleh jadi yang berkecamuk dalam hatinya adalah perasaan dendam. 


Dan dendam tak harus diwujudkan dalam perbuatan. Sebab dendam adanya di ranah perasaan atau keinginan.


Akan tetapi, dendam bukan monopoli Prabowo sebagai Presiden. 


Dalam catatan sejarah, dendam dan pengkhianatan mewarnai setiap pergantian kekuasaan di Indonesia, sejak dulu hingga kini.


Pada Abad ke-13, Ken Arok melakukan pengkhianatan kepada Tunggul Ametung dengan membunuh Akuwu Tumapel itu dengan keris buatan Mpu Gandring sekaligus merebut Ken Dedes. Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari tahun 1222.


Ken Arok kemudian dibunuh Anusapati, anak Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Anusapati kemudian dibunuh Tohjaya, anak Ken Arok dengan Ken Umang.


Demikianlah pembunuban demi pembunuhan itu terjadi hingga tujuh turunan, dan semua pembunuhan itu dilakukan dengan Keris Mpu Gandring.


Sejak awal kemerdekaan Indonesia hingga kini, pergantian kekuasaan juga selalu diwarnai pengkhianatan dan dendam.


Soeharto mengkhianati Soekarno. Soeharto merasa dikhianati BJ Habibie. Megawati Soekarnoputri merasa dikhianati Abdurrahman Wahid dan sebaliknya.


Megawati dikhianati Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati juga dikhianati Jokowi. Akankah Jokowi dikhianati Prabowo? Kita tunggu saja tanggal mainnya.


Yang jelas, Prabowo pun merasa dikhianati Anies. Dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Prabowo-lah yang mengusung Anies. Tapi dalam Pilpres 2024, Anies justru melawan Prabowo.


Tidak dendamnya Prabowo kepada Anies selayaknya cukup disimpan di dalam hati saja. Tak perlu diucapkan. 


Kalau diucapkan, bisa dimaknai sebaliknya. Paling tidak, Prabowo masih cukup terganggu dengan ucapan Anies yang dilontarkan setahun lalu itu. ***

Komentar