"Pembangunan pusat data di Batam karena kawasan ini sudah tersedia jaringan fiber optic yang dapat menghubungkan Batam dengan kawasan Barat Indonesia. Kemudian, alasan pusat data dibangun di Jabotabek karena memang sebagai pusat pemerintahan saat ini dan pusat bisnis Indonesia. Mengapa dibangun di Batam? Karena di sini juga sudah tersedia jaringan fiber optic yang menghubungkan Batam dengan kawasan Barat Indonesia," paparnya.
Sementara untuk wilayah Jabodetabek, Johnny mengungkapkan bahwa pemilihan lokasi didasarkan pada kawasan sebagai pusat bisnis dan pemerintahan Indonesia saat ini.
"Dan yang ketiga, akan dibangun di Balikpapan (Ibukota Negara Baru di Kalimantan Timur) dalam rangka melayani pusat pemerintahan baru, dan pusat data keempat akan dibangun di Labuan Bajo karena memang penggelaran fiber optic kita di wilayah selatan untuk menghubungkan Indonesia bagian barat dengan timur melalui wilayah selatan (fiber optic-nya). Jadi dari Jakarta (Jawa) dihubungkan ke Bali-Nusa tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur-Maluku Tenggara dan Timika (Papua). Di sana juga dibangun pusat data yang keempat," jelasnya.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan bahwa pembiayaan pembangunan PDN di Batam, akan ditanggung Pemerintah Republik Korea. Sementara dokumen pembiayaan tengah dibicarakan antara EDCF dan Kementerian Keuangan RI.
Sementara itu, Johnny mengatakan bahwa dalam kini sedang dilakukan serah terima lahan di PDN Batam yang ditujukan untuk mengembangkan ekosistem. Selain itu, dari penumbuhan ekosistem tersebut, akan didorong sektor privat lainnya untuk mengisi ruang di sekitarnya.
"Lima hektar itu adalah lahan khusus untuk satu pusat data pemerintah yang merupakan standar minimal untuk pembangunan satu pusat data dan ini diserahkan kepada pemerintah pusat secara gratis," tuturnya.
Dia menuturkan bahwa akan ada Pusat Data Hub yang diharapkan bisa mengelola data lebih efisien di Indonesia. Johnny juga menilai bahwa hal yang dilakukan Kemenkominfo ini sejalan dengan harapan pemerintah dan masyarakat global yang menuntut pembangunan dengan konsep green energy.
"Nah, sejalan dengan harapan pemerintah dan masyarakat global saat ini, bahwa pusat data kita bangun dengan menggunakan green energy sehingga kita bisa punya green data center. Tidak gampang itu, dan mahal biayanya tetapi kita usahakan sehingga roadmap kita ke green data center bisa terlaksana," ujarnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur