Untuk indikator kedua, Achmad menyinggung soal kaum masyarkat menengah ke bawah yang belum tentu bisa mengakses aplikasi atau mendaftar sebelum membeli pertalite.
Masyarakat bawah yang susah menurutnya akan lebih kesusahan lagi dengan kebijakan ini.
“Tidak semua masyarakat kelas bawah mempunyai perangkat smartphone yang tentunya mereka akan termarginalkan dan tidak mempunyai akses untuk mendapatkan bahan bakar. Untuk masyarakat miskin, beli bahan bakar saja sudah kesusahan apalagi beli smartphone. Tentunya akan ada golongan masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil,” ujarnya.
Baca Juga: Langkah Hotman Paris Temui Ketua MUI Terkait Ulah Holywings Dinilai Pakar Sudah Tepat: Langkah Hukum Terus Berlanjut!
Indikator ketiga, Achmad menyinggung akan banyak dan panjangnya antrean yang ada di SPBU.
“Jika ada prosedur yang ditempuh oleh pengendara yang hendak membeli bahan bakar di SPBU maka akan berdampak terhadap antrian yang panjang apalagi saat menjelang lebaran dan pergantian tahun,” jelas Achmad.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur