Lagi-lagi Eko Kuntadhi Sindir UAS: Satu Saja Gigi Somad Copot, Seluruh Singapura Akan Kena Azab!

- Kamis, 19 Mei 2022 | 18:50 WIB
Lagi-lagi Eko Kuntadhi Sindir UAS: Satu Saja Gigi Somad Copot, Seluruh Singapura Akan Kena Azab!

UAS menegaskan, kabar dideportasinya dirinya bersama sejumlah anggota keluarga tersebut benar. "Info bahwa saya dideportasi dari imigrasi Singapura itu shohih, betul, bukan hoax," tegasnya.

Baca Juga: Perkara UAS Sindir Gubernur Riau, Pengamat: Sebaiknya UAS Lebih Arif Menyikapi

UAS menjelaskan, perjalanan tersebut adalah perjalanan wisata untuk berlibur. Rombongan terdiri dari tujuh orang di antaranya UAS bersama istri dan anaknya, serta rekannya yang juga didampingi istri dan dua orang anaknya.

Sementara itu, Pemerintah Singapura melalui Kementerian Dalam Negeri negara tersebut buka suara terkait penolakan UAS di negaranya.

Kemendagri Singapura menyebut, Ustaz Abdul Somad tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam. Ia tiba pada Senin (16/5/2022) lalu bersama enam orang lainnya. Menurut Singapura, UAS dianggap sebagai sosok yang kerap menyampaikan ceramah ekstrem terkait agama.

"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," tulis Kementerian Dalam Negeri Singapura dikutip dari SuaraRiau.id, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga: Bingung Kenapa Ceramahnya Disebut Ajarkan Ekstremis oleh Singapura, UAS Curigai Hal Ini

Singapura juga menjelaskan adanya pernyataan UAS dianggap mengarah pada ekstremis. Salah satunya saat UAS menyebut, bom bunuh diri dalam konteks konflik Palestina dan Israel adalah diperbolehkan.

"Ia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal 'jin (roh/setan) kafir'. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir," katanya.

Baca Juga: UAS Kena Usir dari Singapura, Romli Singgung Pendeta yang Terkena Blacklist

Lebih jauh, pemerintah Singapura menganggap, Abdul Somad berusaha memasuki wilayahnya dengan alasan kunjungan liburan.

"Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi," ungkap surat terkait.

Sumber: sumbar.suara.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler