Peserta aksi — yang menurut Arya berasal dari 25 kampus swasta dan negeri di Yogya — juga menuntut Anwar Usman dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK karena dinilai tidak lagi berdaulat.
"Dampak negatif dari putusan MK mengenai batas usia capres dan cawapres adalah bagaimana kita melihat bahwa orientasi kita untuk beberapa tahun ke depan, di mana mereka-mereka yang memiliki hak untuk jadi pemimpin bangsa hanya mereka-mereka yang memiliki harta, memiliki relasi kuasa, atau memiliki hubungan keluarga yang erat dengan pemangku kebijakan," katanya.
Aksi Teatrikal
Arya mengatakan aksi teatrikal ini adalah cara dari peserta aksi di Yogyakarta sebagai simbol seni dan budaya. Maka dari itu aksi kali ini tak hanya orasi politik saja.
"Ini bermuatan sarkasme atau satire. Disilang artinya kami menunjukkan kekecewaan kami terhadap pemerintah dan rezim saat ini. Kami menyilang muka dari Presiden Jokowi, Gibran, dan juga Anwar Usman, mereka adalah aktor-aktor yang ditunjuk dan dipertontonkan kepada muka publik bahwa mereka telah melakukan praktik dinasti politik yang sangat memalukan bangsa dan negara," katanya.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur