'Prabowo Masuk Perangkap Jokowi'
Indonesia gelap, di balik yel-yel "terima kasih Jokowi, infiltrasi sempurna Jokowers untuk mengubur Prabowo sebelum 2029.
Oleh: Ida N Kusdianti
Sekjen FTA
DRAMA di negara ini terus berlanjut. Skenario demi skenario dilancarkan untuk membungkam isu-isu besar yang menjadi pekerjaan rumah (PR) berat bagi para penegak hukum.
Dari kasus Hasto yang tak kunjung selesai sampai mundurnya kejaksaan agung dalam penanganan pagar laut menunjukkan hegemoni oligarki yang secara simbolik diwakili oleh Aguan telah mengangkangi lembaga lembaga hukum direpublik ini.
Penegak hukum menghadapi Arsin yang selevel kepala desa saja tidak mampu bahkan Arsin masih bisa sesumbar dan merasa sebagai korban atas kasus yang menimpa dirinya sebaga makelar tanah dan pembuatan surat fiktif dasar keluarnya sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat di atas laut Tangerang.
Presiden Prabowo sedang menari dalam gendang hipnotis para menteri titipan Jokowi yang bercokol di kabinetnya.
Presiden Prabowo sedang dibuatkan kubur oleh Jokowi lewat para pengkhianat yang berada di circle demi Gibran di 2029 untuk melanjutkan misi taipan mencaplok Republik ini secara sempurna.
Aksi mahasiswa 17 Februari 2025 dengan tagline "INDONESIA GELAP" di Jakarta dan Surabaya merupakan bentuk protes dan kritik terhadap kebijakan pemerintah, terutama terkait dengan Munaslub Partai Gerindra yang meneriakkan yel-yel "Terima kasih Jokowi".
Di sisi lain banyak bermunculan spanduk-spanduk di berbagai kota yang meminta Jokowi untuk diadili akibat selama memerintah lebih berpihak kepada oligarki dibandingkan kepada rakyat.
Hal ini menunjukkan bahwa aksi mahasiswa ini merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas untuk menuntut perubahan dan akuntabilitas dari pemerintah.
Mahasiswa dalam beraksi protes dan kritik terhadap pemerintah selalu dilakukan secara damai dan konstruktif, serta tidak melanggar hukum dan norma-norma sosial yang berlaku meskipun seringkali diperlakukan tidak manusiawi oleh para aparat kepolisian yang sejak dipimpin Jokowi menjadi lembaga pemerintah yang paling arogan di Republik ini.
Unjuk rasa di Indonesia Timur seperti Papua yang menolak program makan gratis adalah sebuah realisme "Anak ayam mati di lumbung padi.
Itulah Papua" mengingat Papua adalah daerah yang mempunyai tambang emas tapi rakyatnya hidup dalam kemiskinan karena sumber daya alamnya dipecundangi oleh para pejabat dan taipan di republik ini. Rakyat Papua tidak butuh makan gratis tetapi butuh pendidikan gratis.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur