Dikelilingi Elite, 5 Taipan Ini Nyaris Tak Tersentuh Hukum!

- Sabtu, 01 Maret 2025 | 16:35 WIB
Dikelilingi Elite, 5 Taipan Ini Nyaris Tak Tersentuh Hukum!

POLHUKAM.ID - Hubungan erat antara pengusaha, pejabat pemerintah, dan militer bukan hal baru di Indonesia.


Jalinan kepentingan saling menguntungkan ini berakar pada kebutuhan pengusaha akan akses kebijakan, perlindungan keamanan, hingga dukungan politik.


Fenomena kedekatan para taipan dengan militer dan pejabat pemerintah menunjukkan betapa kuatnya simbiosis kepentingan di Indonesia.


Akses politik, dukungan keamanan dan sokongan dana kampanye menjadi alat tukar yang melanggengkan oligarki tanpa sentuhan hukum.


Meski berbagai kasus mencuat, hingga kini negara belum mampu menegakkan hukum secara setara terhadap para taipan ini.


Berikut lima konglomerat yang dikenal dekat dengan kekuasaan dan militer, namun nyaris tak tersentuh hukum meski kerap diterpa kasus.


1. Tomy Winata


Tomy Winata, pendiri Artha Graha Network (AG Network), memiliki hubungan erat dengan militer sejak awal karier bisnisnya.


Pada 1989, ia bersama Sugianto Kusuma (Aguan) menyehatkan Bank Propelat milik Yayasan Siliwangi ABRI, yang kemudian berganti nama menjadi Bank Artha Graha. 


Dukungan dari jenderal seperti TB Silalahi dan Edi Sudradjat memperkuat posisinya dalam proyek-proyek strategis.


Di bawah kendali Tomy, Artha Graha berkembang ke berbagai sektor seperti properti, asuransi, telekomunikasi, perikanan, hingga elektronik.


Jejak keterlibatan militer tetap terasa, terutama dengan hadirnya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Kiki Syahnakri di jajaran komisaris perusahaan. 


Sejak 2005, meski TNI secara resmi dilarang berbisnis, hubungan personal antara Tomy dan para jenderal terus terjalin.


2. Sugianto Kusuma (Aguan)


Pendiri Agung Sedayu Group ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan pejabat pemerintah dan militer.


Proyek-proyek besar seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) menjadi bukti kedekatannya dengan elite politik dan keamanan.


Aguan bahkan dikawal mobil polisi saat bepergian, sebagaimana terungkap dalam laporan investigasi Tempo pada 2024.


Nama-nama besar seperti Letjen TNI Purn. Nono Sampono, Laksdya TNI (Purn) Freddy Numberi, hingga mantan Kapolri Listyo Sigit Prabowo masuk dalam lingkaran kepercayaannya. 


Sikap TNI dan Polri yang tidak menjaga jarak dengan Aguan memicu kontroversi, bahkan mendapat kritik dari mantan Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko.


3. Mohammad Riza Chalid


Dikenal sebagai "Godfather Minyak," Riza Chalid berkuasa dalam bisnis impor minyak melalui jaringan perusahaan di Singapura seperti Supreme Energy dan Straits Oil.


Ia kerap dikaitkan dengan dugaan korupsi di sektor energi, termasuk skandal Petral dan kasus Freeport.


Meski namanya terus mencuat dalam berbagai kasus besar, Riza tetap lolos dari jerat hukum.


Koneksi politiknya, termasuk sebagai penyokong dana kampanye, memperkuat posisinya di lingkaran elite kekuasaan.


Bisnisnya diperkirakan menghasilkan sekitar US$30 miliar per tahun, sementara kekayaannya ditaksir mencapai US$415 juta. 


Angka tersebut menjadikannya sebagai orang terkaya ke-88 dalam daftar Globe Asia tahun 2015.

Halaman:

Komentar

Terpopuler