Pertanyaannya sederhana, kenapa?
Apakah ini semacam proses “reverse aesthetic dentistry”? Atau mungkin Jokowi ingin menekankan ke-rakyat-an dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dalam giginya?
Atau mungkin, gigi rapi adalah tanda kemapanan terlalu dini yang tak sesuai narasi “anak tukang kayu,” dan karena itu harus dikoreksi?
Atau… barangkali justru kita semua yang terlalu jahat, terlalu curiga, terlalu sinis. Mungkin ini hanya keajaiban evolusi: gigi bisa berubah arah sesuai kebutuhan politik.
Sebuah proses adaptasi biologis yang belum pernah dikaji dalam jurnal ilmiah, tapi sangat nyata di hadapan kita.
Ya, tentu saja kita harus adil. Banyak hal bisa berubah seiring waktu—rambut memutih, kulit berkerut, bahkan prinsip bisa fleksibel.
Tapi gigi? Yang dulu rapi lalu jadi gingsul? Itu bukan penuaan biasa, kawan. Itu seni.
Maka mari kita akhiri dengan sebuah refleksi mendalam: siapa yang sebenarnya palsu, ijazahnya atau senyumnya? Dan mana yang lebih penting—keaslian gigi, atau keaslian kepemimpinan?
👇👇
(A) = Jokowi
(B) = ???
-bentuk hidung beda
-bentuk bibir beda
Yg bilang (A) & (B) org yg sama, mungkin matanya buta kali yak! 🤣🤣🤣 pic.twitter.com/FZNhzse0Za
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur