Reshuffle Kabinet Prabowo: Perlu Segera, Demi Hentikan Bayang-Bayang Jokowi!
Oleh: Efriza
Peneliti Senior Citra Institute
Langkah Presiden Prabowo Subianto untuk merombak jajaran kabinet atau reshuffle bukan hanya soal teknis kinerja, melainkan keputusan strategis untuk memastikan arah kepemimpinan nasional berada di bawah kendali penuh dirinya, bukan bayang-bayang Jokowi.
Isu reshuffle mencuat pasca sejumlah menteri sowan ke Presiden Joko Widodo saat Idulfitri. Bagi publik, ini sekadar silaturahmi.
Namun dalam perspektif politik kekuasaan, momen itu menyisakan pesan yang tak bisa diabaikan: loyalitas sebagian menteri Prabowo masih condong ke Jokowi.
Kenapa reshuffle itu penting? Ada beberapa indikator krusial:
Pertama, performa kerja sejumlah menteri loyalis Jokowi tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Publik kecewa, tetapi Presiden diam. Ini bisa menggerus kredibilitas.
Kedua, komunikasi politik yang buruk. Contoh paling nyata adalah pernyataan bahwa Jokowi masih dianggap “bos” oleh menterinya, meski kemudian diralat.
Ralat itu tidak menghapus kesan, justru menegaskan arah loyalitas yang menyimpang dari garis pemerintahan.
Ketiga, pelanggaran etika kenegaraan. Seperti Menteri Koperasi yang membahas program strategis bersama Jokowi, padahal Jokowi bukan lagi pemegang mandat.
Jika pun ingin meminta pendapat, mestinya dilakukan secara resmi dan diketahui Presiden Prabowo. Ini menyangkut prinsip tata kelola pemerintahan yang transparan dan hierarkis.
Dampak Bila Tidak Ada Reshuffle
Jika Presiden Prabowo terus diam dan tidak mengambil sikap tegas terhadap menteri-menteri loyalis Jokowi, maka efek domino tak bisa dihindari.
Mereka akan makin sering sowan ke Jokowi, bahkan membahas urusan kementerian bersama mantan presiden tersebut.
Di sisi lain, Jokowi akan merasa dirinya tetap punya andil dalam pemerintahan, padahal mandat itu sudah berpindah.
Artikel Terkait
Heryanto Habisi Nyawa Dina Oktaviani, Lalu Jual Perhiasan Milik Korban
MUI Minta KPI Tindak Trans7, Geger Video Kiai Terima Amplop Dinilai Hina Pesantren
MUI Geram! Tayangan Kiai Terima Amplop di Trans7 Dituding Hina Tradisi, Desak KPI Beri Sanksi
Kerry Adrianto Cs Didakwa Rugikan Negara Rp 285 Triliun, Ini Fakta-Fakta Lengkapnya!