USULAN PURNAWIRAWAN TNI:
CEGAH GIBRAN LANJUT BERKUASA
Oleh: Erizal
Sampai juga usulan para purnawirawan TNI itu kepada Presiden Prabowo dan Ketua MPR Ahmad Muzani agar Wapres Gibran diganti lewat mekanisme di MPR karena Perubahan Undang-Undang di MK, yang memungkinkan Gibran mendampingi Prabowo dianggap tidak sah atau melanggar peraturan.
Menariknya, tanggapan Presiden Prabowo yang diwakili Wiranto, seperti datar-datar saja.
Menerima usulan itu, tapi Presiden juga mendengarkan usulan lain. Agak diplomatis dan tidak langsung tegas menutup mati usulan itu.
Entah marwah atau kharisma dari lima jenderal purnawirawan yang menandatangani usulan itu yang begitu kuat, sehingga Presiden juga tak bisa serta merta menolak begitu saja?
Kelima jenderal itu, yakni Fachrul Razi, Tyasno Soedarto, Hanafie Asnan, dan Slamet Soebijanto yang diketahui oleh Try Sutrisno.
Sebetulnya, pernyataan sikap forum purnawirawan TNI itu ada 8 poin dan usulan pergantian Wapres Gibran itu ada pada poin ke-8. Tapi menariknya poin ke-8 itu saja yang mendapat perhatian.
Tujuh poin lainnya tak dapat perhatian yang memadai, bahkan tak terlalu dihiraukan. Tujuh poin lainnya itu hanya sebagai pengantar, intinya pada poin yang ke-8.
Tak tanggung-tanggung, Presiden Prabowo dan Ketua MPR langsung memperhatikannya, kendati berkelit harus memperhatikan usulan yang lain.
Mantan Kepala BIN Hendropriyono dan Sutiyoso setuju saja dengan usulan para purnawirawan TNI itu.
Usulan itu wajar di alam demokrasi. Bahkan, Sutiyoso khawatir kalau ada apa-apa dengan Presiden.
Aneh, tak ada yang menolak, apalagi mengecam usulan itu. Semua seperti setuju-setuju saja dan mengangguk secara diam-diam.
Baik Jokowi, apalagi Gibran, tak akan menduga situasi seperti ini akan terjadi. G
ibran mantap dan percaya diri maju mendampingi Prabowo, setelah jalan perubahan Undang-Undang terlebih dahulu dibersihkan.
Ingat kata Gibran saat muncul di publik ketika itu, Tenang saja Pak Prabowo, saya sudah ada di sini.
Kemunculan Gibran saja sudah begitu mengagumkan, apalagi ditambah kata-kata yang entah diperoleh dari mana itu.
Dramatis. Anak raja menunggang kuda putih tampil menjadi kunci kemenangan sebuah pertempuran sengit.
Gibran mau, Jokowi memberi jalan yang memang sudah dibukakan. Orang tua bisa apa?
Hanya bisa mendoakan saja, kata Presiden Jokowi ketika itu, yang tak kalah mujarabnya seperti kata-kata Gibran. Itulah situasi puncak. Tak ada lagi yang di atas saat itu. Semua terlihat begitu mudah.
Artikel Terkait
SBY vs Jokowi: Purbaya Sebut Zaman SBY Rakyat Makmur, Mesin Ekonomi Jokowi Pincang
Dosen UMS Buka Suara Soal Gelar SE dan MM Iriana Jokowi yang Dipermasalahkan
Polisi Makassar Pakai Rubicon Plat Palsu Cuma Ditegur, Kok Bisa Tidak Ditilang?
Istri TNI Diduga Selingkuh, Percakapan Mesra Terbongkar Saat Mandi