“Ini adalah gambaran yang sulit untuk dihilangkan," imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, Yoes menambahkan bahwa lingkaran dalam Presiden Prabowo Subianto belum melihat Gibran sebagai pemain kunci dalam kekuasaan.
“Lingkaran dalam Prabowo tidak melihat Gibran sebagai pemain kekuasaan yang serius,” kata Yoes.
“Ia diikutsertakan dalam pemilihan umum terutama untuk mengamankan dukungan Jokowi dan memastikan dukungan dari basis pemilih setianya. Namun, kini setelah pemilihan umum selesai, hanya ada sedikit dorongan untuk memberi Gibran peran yang berarti.”
Tekanan tidak hanya datang dari publik. Sekelompok purnawirawan jenderal TNI bahkan menyuarakan tuntutan agar Gibran diganti karena pencalonannya dianggap tidak konstitusional.
Analis politik Adi Prayitno melihat ini sebagai bagian dari serangan yang lebih luas terhadap warisan politik Jokowi.
“[Seruan agar Gibran dicopot] merupakan bagian dari gelombang serangan pasca-kepresidenan yang lebih luas terhadap Jokowi dan keluarganya. Begitu masa jabatan Jokowi mulai berakhir, pengawasan terhadap warisan politiknya semakin intensif,” kata Adi.
"Orang-orang mulai mempertanyakan apakah upaya untuk mempertahankan pengaruh politik keluarga tersebut melewati batas etika. Kenaikan jabatan Gibran yang cepat, dari wali kota Surakarta hingga wakil presiden, hanya memperkuat kekhawatiran ini."
Menanggapi tuntutan tersebut, pihak Istana melalui Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Wiranto, merespons dengan hati-hati.
Ia menyatakan menghormati pandangan para senior, namun menekankan adanya batasan konstitusional yang harus dijaga.
Sementara itu, Gibran sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait seruan pelengseran tersebut.
Namun, adiknya, Kaesang Pangarep, yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pasang badan membela.
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih berdasarkan Undang-Undang Dasar”.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara