"Prabowo tampaknya menginginkan PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan untuk menjadi pengkoreksi pemerintahan yang ia jalankan dan kompak bersamanya," ujarnya.
Ketiga, Hensa melihat pertemuan ini sebagai sinyal dukungan Prabowo terhadap penyelesaian polemik ijazah Jokowi.
Ia melihat bahwa polemik ijazah ini sudah di luar kapasitas Jokowi sehingga Prabowo juga kemungkinan akan membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut.
"Ada kemungkinan Prabowo memberikan dukungan agar isu ini dapat diselesaikan dengan baik, menunjukkan solidaritas politik," ungkapnya.
Keempat, Hensa mencermati adanya potensi reshuffle kabinet yang melibatkan orang-orang dekat Jokowi.
Ia berpendapat, salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut kemungkinan besar adalah terkait perombakan kabinet yang kini hampir setengahnya diisi oleh orang-orang dari kabinet Jokowi.
"Pertemuan ini kemungkinan juga membahas terkait dengan kabinet, di mana kemungkinan Prabowo membicarakan nasib menteri-menteri yang dekat dengan Jokowi ke depan akan seperti apa," paparnya.
Hensa menegaskan, pertemuan Prabowo dan Jokowi ini bukan sekadar formalitas, melainkan memiliki makna strategis yang sekaligus mengirimkan pesan kepada elite-elite politik lainnya dan juga publik terkait dengan kepemimpinannya.
"Prabowo dengan cerdas menggunakan momen ini untuk mengirim pesan politik yang jelas, baik kepada publik maupun kepada elite politik lainnya," pungkasnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya
Gibran Dinilai Cerdas & Visioner, Survei Buktikan 71% Publik Puas!
Rizal Fadillah Sebut Jokowi Tak Hafal Salam UGM, Tuduh Ijazah Palsu: Stop Tipu-tipu!
Program MBG Prabowo-Gibran: Capaian Spektakuler di Tahun Pertama!