“Kalau Presiden Jokowi disebut ijazahnya palsu, padahal sudah jelas diverifikasi oleh UGM, itu pembusukan karakter. Kalau Mas Gibran diminta dimakzulkan hanya karena tafsir politis atas putusan MK, itu bukan kritik, tapi kudeta konstitusi terselubung,” ujarnya.
Suhandono pun mengingatkan bahwa publik Indonesia saat ini sudah semakin cerdas dalam memilah mana kritik murni dan mana agenda tersembunyi.
Ia meminta seluruh komponen masyarakat sipil untuk tidak terjebak pada narasi yang dibungkus “perjuangan moral”, padahal sarat dengan kepentingan politik segelintir elite.
Suhandono Baskoro menutup pernyataan dengan pesan tegas:
“Kami, Laskar Cinta Jokowi, bukan sekadar relawan fanatik. Kami relawan demokrasi. Kalau ada yang ingin bersaing, bersainglah secara sehat. Jangan bangun istana politik dengan cara meruntuhkan rumah orang lain.”
Partai Demokrat Bantah Tudingan Dikaitkan Isu Ijazah Palsu Jokowi
Partai Demokrat secara tegas membantah tudingan yang mengaitkan mereka dengan penyebaran isu ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
Dalam pernyataan pers resmi yang disampaikan oleh Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, partai berlambang mercy itu menyebut tuduhan tersebut sebagai fitnah yang tidak berdasar dan bermuatan adu domba.
Herzaky menegaskan, penggunaan istilah “partai biru” dalam konteks ini hanyalah upaya manipulasi narasi yang menyesatkan publik dan mencoreng nama baik Demokrat.
Menurutnya, kabar miring itu juga tak lepas dari opini yang dilontarkan oleh Roy Suryo, yang sejak 2019 sudah tidak lagi menjadi bagian dari Partai Demokrat karena perbedaan pandangan.
Lebih jauh, Herzaky menggarisbawahi hubungan harmonis antara keluarga Presiden Jokowi dan keluarga tokoh senior Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia mencontohkan sejumlah momen kebersamaan penuh rasa saling hormat, seperti kehadiran putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, dalam kongres partai Demokrat dan PSI, serta kunjungan Wakil Presiden Gibran ke SBY di rumah sakit.
“Kami mengecam keras pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan isu ini untuk mengadu domba dua tokoh besar dan keluarganya. Upaya semacam ini tidak cuma merusak iklim demokrasi, tapi juga berpotensi membuat ruang publik menjadi kacau,” kata Herzaky, Senin.
Ajakan untuk meredam provokasi dan menjaga persatuan di tengah dinamika politik pun menjadi pesan utama dalam klarifikasi resmi Demokrat.
“Semoga pernyataan kami dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat dan menutup ruang bagi fitnah yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Herzaky.
Pernyataan ini muncul di tengah gencarnya isu ijazah palsu Jokowi yang sempat menyita perhatian nasional, dan menjadi momentum penting untuk menolak politisasi isu pribadi demi kepentingan politik sempit.
Sumber: SuaraNasional
Artikel Terkait
Kotak Pandora Purbaya Yudhi Sadewa: Fakta Mengejutkan di Balik Klaim Utang Jokowi!
Jokowi Bongkar Fakta Rumah Pensiun Colomadu: Bukan untuk Tinggal, Ternyata untuk Ini!
Rahasia Di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Dasco di Widya Chandra Terungkap!
Jokowi Dianggap Inkonisten, Benarkah Kebijakannya Buka Peluang Korupsi?