Kalemdiklat Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana ditunjuk sebagai ketua tim.
Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit bertindak sebagai pelindung, dengan Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo sebagai penasihat utama.
Meski detail fokus kerja tim belum dipublikasikan secara rinci, sejumlah isu strategis diperkirakan masuk dalam agenda pembahasan.
Mulai dari tata kelola kelembagaan, pengawasan internal, transparansi penyidikan, hingga strategi membangun kepercayaan publik.
Publik Menunggu Langkah Konkret
Sejumlah pengamat menilai langkah Polri membentuk tim internal sebelum Komisi Reformasi Polri resmi berjalan merupakan upaya menunjukkan keseriusan dalam berbenah.
Namun, tantangan besarnya adalah membuktikan reformasi tidak hanya berhenti di atas kertas.
“Selama ini wacana reformasi Polri selalu muncul tiap pergantian pemerintahan, tetapi publik jarang melihat perubahan nyata. Kali ini harapannya berbeda, apalagi ada arahan langsung dari Presiden,” kata seorang pengamat kepolisian.
Respons masyarakat pun beragam. Sebagian berharap tim ini tidak sekadar menjadi forum birokrasi baru, melainkan benar-benar membawa terobosan yang dirasakan langsung di lapangan.
Misalnya, soal pelayanan kepolisian yang lebih cepat, transparan, dan bebas pungli.
Harapan terhadap Sinergi Nasional
Ke depan, sinergi antara Tim Transformasi Polri dan Komisi Reformasi Polri dinilai akan menjadi kunci.
Tanpa kolaborasi yang erat, upaya memperbaiki citra dan kinerja Polri bisa terjebak pada tumpang tindih kebijakan.
Dengan dukungan publik dan pengawasan ketat, reformasi di tubuh kepolisian diharapkan menjadi langkah nyata memperkuat profesionalisme Polri sekaligus membangun kembali kepercayaan masyarakat.
Sumber: HukamaNews
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara