Bagi dia, teguran putri Presiden pertama Indonesia itu wajar. Sebab, Ketua Umum (Ketum) memang seharusnya tidak mentolerir kadernya yang bermain dua kaki.
"Teguran keras Megawati Soekarnoputri terhadap kadernya agar tidak main dua kaki sangat wajar," kata dia Jamiluddin. "Kader seperti ini memang tak loyal ke partai sehingga tidak layak dipertahankan di partai."
Bagi mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta tersebut, manuver dua kaki dari anggota partai biasanya sangat berbahaya, karena dapat merugikan partai tempatnya bernaung.
"Kader seperti ini akan mudah menggadaikan partainya," kata dia.
Ketegasan Megawati itu pun dirasa harus ditiru ketum partai lainnya. Karena, menurut dia, kader yang bermain dua kaki juga ada di partai politik lain.
"Hal itu sering terjadi bila ada dua calon atau lebih. Sebagian kader memberikan dukungan ganda," ucapnya.
Jamiluddin pun menyebut kader seperti itu memang layak disingkirkan. Karena orang yang bermain dua kaki akan mudah menggadaikan partai demi keuntungan pribadi.
"Tentu sosok seperti ini sangat membahayakan bagi partainya sehingga layak "dibinasakan',"katanya.
Jadi, katanya, tegasnya Megawati terhadap kader dua kaki layak diapresiasi.
Sebelumnya, Megawati mewanti-wanti kadernya agar tidak bermain dua kaki.
"Kalian, siapa yang berbuat manuver, keluar," tegas Megawati dengan suara tinggi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan Tahun 2021 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
PDI Perjuangan tidak menginginkan kader yang suka bermain politik dengan mengedepankan oportunisme.
"Tidak ada di dalam PDI Perjuangan, yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver," tambahnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Jokowi Lapor Polisi soal Tudingan Ijazah Palsu, Eks Menkumham: Gayanya Senang Playing Victim, Seolah Dizalimi
Prediksi Roy Suryo Cs Bakal Dijerat UU ITE dan Dipenjara hingga 2029, Pengamat: Agar Tak Ganggu Pilpres
Peneliti ISEAS: Jokowi Mengadu ke Parcok Yang Dia Pelihara Sendiri!
Usulan Purnawirawan TNI Ganti Wapres Bukan Kudeta