Menurut dia, dengan perkembangan politik saat ini masih ada kemungkinan politik identitas seperti Pilpres 2019.
"Warning nih, dengan konstelasi yang ada sekarang ini, harus siap-siap dengan kemungkinan polarisasi ekstrim lagi pada 2024, dengan berat hati harus disampaikan mumpung belum terjadi," katanya dalam channel YouTube Jokowi-Prabowo 2024, Selasa (28/6/2022).
Dia menjelaskan jika Pilpres 2024 terjadi hingga dua putaran, pasti akan ada pasangan capres-cawapres dimanfaatkan atau bahkan bekerja sama dengan kelompok-kelompok identitas, misalnya PA 212 dan Ustaz Abdul Somad (UAS).
"Saya eksplisit sekarang, soalnya UAS-nya sudah eksplisit kemarin dalam pertemuan Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia, dia mengatakan 'kita harus merebut posisi politik'," jelasnya.
Tak hanya itu, dia menyebutkan tokoh yang juga akan turut memanaskan Pilpres 2024 masih sama datang dari Jaringan Alumni Timur Tengah yang secara terang-terangan mengatakan Indonesia 2025 akan lahir khilafah.
"Saya ulang, ya, 2025 akan lahir khilafah namanya Bachtiar Nasir, siapa Bachtiar Nasir? Tokoh PA 212," ungkapnya.
Qodari juga mengatakan kelompok identitas tersebut akan memakai label agamis pada calon tertentu dan membentuk polarisasi.
"Begitu dipakai isu agama, calon islam, maka otomatis pemilih akan terbelah. Menciptakan pembelahan dan polarisasi yang semakin ekstrim. Demikianlah trennya, bukan ngarang," tuturnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan!
Pengamat Politik: Usulan Gibran Dimakzulkan Tidak Bisa Dipisahkan Dari Pilpres 2029!
Hercules Hina Purnawirawan, Publik Heran: Kenapa TNI Diam Saja?
Keteladanan Yang Tercoreng: Mobil Jokowi Sempat Nunggak Pajak dan Simbol Etika Yang Dipertaruhkan