"Karena yang miskin ini mungkin baru pengin beli Honda Tiger waktu itu baru keluar, kalau (misalnya) saya (kaya raya), saya terpikir mau beli helikopter Honda kan," ucap Ahok.
Dari analogi itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan, kalau orang kaya yang dipilih dan memang memiliki niatan untuk korupsi, maka hasil korupsi yang pengin didapatkan harus melebihi dari harta yang dimiliki saat ini.
"Saya maunya makan daging dari impor, dia mungkin makan (daging) lokal sudah enak sebelum dia naik kelas gitu kan," beber Ahok.
Ahok menegaskan, tatanan perekonomian dari calon pemimpin tidak dapat dijadikan tolok ukur kalau yang bersangkutan tidak akan korupsi.
Lantas kata Ahok, dalam menentukan pilihan untuk calon pemimpin, harus dilihat dari karakter yang bersangkutan.
Hal ini juga dapat dijadikan pengingat untuk masyarakat terlebih dalam menyongsong kontestasi Pemilihan Umum 2024 mendatang.
"Jadi kalau dasar milih orang (pemimpin) karena kaya, salah, harus pilih karakter teruji saya bilang, karena kalau orang kaya kalau memang dia korup pasti makin gede makannya, karena kan dia butuhnya lebih banyak, ini motivasi, saya lihat," tukas Ahok.
Sumber: tribunnews.com
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara