Dilansir dari CNN, Butet juga tak menampik jika pantun yang disampaikannya tidak ikut menyindir capres dari PDIP Ganjar Pranowo. Menurutnya, pantun yang dibawakannya merupakan ekspresi kejujuran. Ia pun mengaku senang apabila karya seni itu mendapat kritik.
"Lah wong itu kejujuran saya, kejujuran saya itu ya sudah, orang lain tidak suka, ya gapapa, itu hal yang biasa, Mas. Orang yang tidak suka dengan karya seni, itu biasa banget, bukan sebuah persoalan untuk saya," ujar Butet.
"Karya seni itu, saya senang kalau dikritik itu, membuktikan saya mendapat perhatian gitu loh, terima kasih. Tapi saya tak mau menjelaskan-menjelaskan lagi karya seni saya, karya seni itulah yang kemudian bicara," sambungnya.
Ia pun menegaskan jika pantun itu bukan merupakan titipan dari PDIP sebagai pihak yang mengundangnya untuk mengkritik capres di luar PDIP.
"Tidak, tidak, saya hanya diberikan kesempatan untuk naik panggung menemani, mengawal Sri Krishna itu mengawal. Saya diberi kesempatan untuk berekspresi di panggung itu, maka saya bilang saya kan membaca pantun, ya sudah," ujar Butet.
"Saya menulis pantun dan saya baca, tidak ada yang mengoreksi pantun, pantun apa adanya seperti itu, apa yang ada di pikiran saya," tegasnya.
Sebelumnya, Butet menuai sorotan karena pantunnya yang menyinggung ihwal presiden yang hobi menculik. Sindiran ini disebut-sebut mengarah kepada Bacapres Gerindra Prabowo Subianto soal dugaan pelanggaran HAM pada kerusuhan 1998 silam.
Selain itu juga Butet menyindir soal penjegalan KPK yang mengarah kepada Bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
"Ya begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh kok koar-koar mau dijegal," kata Butet di Stadion GBK, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara