Alumnus Universitas Leiden di Belanda ini juga mendapat kabar kalau PT Jakarta Propertindo (JakPro) sebagai penanggung jawab JIS tidak diajak untuk melakukan inspeksi. Justru kunjungan langsung diambil alih pemerintah pusat dengan menggandeng PT Karya Rama Prima.
Surya menerangkan, JIS dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja anak bangsa dibantu konsultan Buro Happold, yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris. Sehingga desainnya tentu mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium.
Jika alasan fasilitas parkir JIS kurang, Surya menyebut, FIFA Stadium Guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.
“JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk tim, penonton dengan disabilitas, VVIP dan undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianti Saroso, Kemayoran dan Ancol,” ujar dia.
Atas dasar hal tersebut, Pemerintah diminta segera berhenti mempolitisasi JIS. Sebab selain bertentangan dengan akal sehat, juga potensi penghamburan keuangan negara.
“Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, demokrasi dirusak dan mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri,” tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara