Meski demikian, PKS akan lebih diuntungkan apabila cawapres Anies berasal dari luar koalisi.
Dengan begitu, PKS akan mendapatkan posisi yang sama dalam pencalonan Anies Baswedan.
Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menilai, sosok cawapres tidak akan terlalu memengaruhi suara.
Menurutnya, figur capres lah yang paling penting. Pasalnya, publik akan lebih melihat siapa yang diusung sebagai capres dibanding cawapres.
Terlepas dari semua itu, Refly Harun menilai Gatot Nurmantyo sebagai sosok yang powerful, terutama terkait pengamanan suara.
"Kalau pengamanan suara, tentu Gatot akan jauh lebih powerful dibandingkan dengan... katakanlah AHY," ujarnya.
Bukan tanpa alasan, Gatot Nurmantyo dinilainya masih memiliki rantai komando di institusi TNI.
Terlebih, para panglima TNI yang menjabat setelah Gatot Nurmantyo tidak terlalu memiliki pengaruh.
"Kalau Gatot, paling tidak dia masih memiliki rantai komando karena panglima setelah itu bisa dikatakan tidak memiliki pengaruh yang luar biasa," tuturnya, dikutip Kilat.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 10 Juli 2023.
Mantan Komisaris PT Jasa Marga itu menegaskan, institusi TNI sangat dibutuhkan untuk mencegah kecurangan dan keberpihakan lembaga-lembaga negara kepada calon tertentu.
Refly Harun berharap, dengan majunya Gatot Nurmantyo pada 2024 mendatang bisa membuat Pilpres berlangsung lebih jujur dan adil.(*)
Sumber: kilat
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara