"Tanpa disadari Jokowi sebagai penguasa politik, kekuasaannya ternyata bermuka dua. Di satu sisi mencoba menunjukkan dirinya ingin kontestasi politik tanpa intervensi, berlangsung demokratis," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/10).
"Tapi di sisi yang lain, Jokowi sebagai penguasa politik yang masih menjabat malah menjadi akar dari permasalahan proses penyelenggaraan pemilu itu sendiri," sambungnya.
Maka dari itu, dosen ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pamulang (FISIP Unpam) itu meyakini, upaya Jokowi bukan sekadar ingin unjuk gigi dalam kontestasi pemilihan, tapi justru telah merusak sistem demokrasi pasca reformasi.
"Jokowi tidak sekadar ingin unjuk kekuasaan dan pengaruh kepada Megawati Ketum PDIP. Tanpa disadari, sebagai penguasa politik ia sedang mengobok-obok perpolitikan di Indonesia," demikian Efriza menambahkan
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara