polhukam.id - Kenaikan harga bahan pokok menjadi sorotan PDI Perjuangan. Sebab, kenaikan harga kebutuhan bagi seluruh masyarakat itu disandingkan dengan kenaikan anggaran untuk pertahanan.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dia mengaku tidak sependapat dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang menambah utang negara untuk belanja alutsista. Padahal, bangsa Indonesia tengah menghadapi persoalan ekonomi terkait tingginya harga kebutuhan pokok.
Tidak tanggung-tanggung, nilai utang negara bertambah akibat membeli alutsista di tengah persoalan ekonomi rakyat mencapai Rp 386 triliun. "Kami sangat sedih ketika mendengar Ibu Sri Mulyani bahwa kenaikan harga-harga bahan pokok rakyat justru dijawab oleh Pak Prabowo selaku Menhan dengan menambah pinjaman luar negeri sebesar Rp 386 triliun,” kata Hasto kepada wartawan, Minggu (17/12).
Hasto menekankan bahwa perang yang dihadapi Indonesia saat ini merupakan menghadapi kemiskinan. Serta mampu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.
Baca Juga: Bertemu Ganjar, Warga Palu Keluhkan Netralitas Aparat dalam Pilpres
Sementara itu, tantangan geopolitik dunia seperti perang Rusia-Ukraina yang belum selesai menyebabkan krisis energi dan pangan. Serta, muncul ketegangan di Timur Tengah, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak berdaya untuk mengatasinya.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara