SMRC: Sebanyak 11 Persen Pemilih Rentan Terpengaruh Politik Uang

- Kamis, 21 Desember 2023 | 16:01 WIB
SMRC: Sebanyak 11 Persen Pemilih Rentan Terpengaruh Politik Uang

Baca Juga: SMRC: Tahu Anwar Usman Paman Gibran, Elektabilitas Anies-Muhaimin 31 Persen, Prabowo-Gibran 32 Persen, dan Ganjar-Mahfud 26 Persen

Saiful menjelaskan bahwa dari 44 persen publik yang menganggap politik uang sebagai sesuatu yang wajar, hanya 26 persen yang kemungkinan terpengaruh. Dari total populasi pemilih, hanya sekitar 11 persen yang akan terpengaruh politik uang.

“Hanya 11 persen orang akan terpengaruh atau akan memilih karena dikasih uang. Artinya hanya 1 dari 10 kasus. Kalau Anda ingin efektif dalam memberikan uang dan berharap orang yang menerimanya akan memilih Anda sebagai calon, maka peluangnya adalah hanya 1 dari 10. Masalahnya adalah di mana orang yang 1 dari 10 warga itu?” ungkap Saiful.

Betul bahwa politik uang itu berpengaruh pada 11 persen pemilih. Namun tidak diketahui secara persis 11 persen itu siapa dan berada di mana. Karena itu, menurut Saiful, tidak akan mudah menjadikan politik uang itu efektif dan efisien. Saiful menduga kenapa politik uang banyak dibicarakan karena tidak diketahui secara persis siapa dan berada di mana orang yang bisa dipengaruhi oleh politik uang tersebut. Akibatnya, para pelaku politik uang akan menghamburkan uangnya.

“Itu yang membuat Pemilu mahal. Karena untuk mendapatkan 1 suara efektif karena politik uang, Anda harus memberi 10. Ada 44 persen memang yang toleran, tidak mempersoalkan halal dan haramnya, tidak memerhatikan hukum, tidak memerhatikan rasa malu, kalau dikasih, ya dikasih saja. Tapi mereka belum tentu memilih. Yang memilih, dari 10 kasus, hanya 1,” jelas Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut.

Saiful menyebut bahwa karena melacak yang 11 persen itu tidak mudah, maka para politisi pelaku politik uang menjadi seperti spekulan. Penulis buku ’Piety and Public Opinion’ itu melanjutkan bahwa mayoritas warga yang menoleransi politik uang atau menganggap politik uang sebagai sesuatu yang wajar tidak memilih berdasarkan pemberian uang.

“Kebanyakan mereka mengambil uangnya, tapi tidak memilih berdasarkan pemberian uang,” tegasnya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: okenusra.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler