“Relawan ini duitnya dari mana? Duitnya dari mana relawan-relawan ini? Kan itu sudah pertanyaan dasar,” ujar Trimedya di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club dikutip GenPI.co, Sabtu (4/6).
Eko Kuntadhi pun menjawab pertanyaan Trimdeya bahwa gerakan Ganjarist cukup dengan hasil jualan kaus karena tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Trimedya merasa tidak puas dengan jawaban Ketua Kornas Ganjarist tersebut bahwa dana berasal dari hasil jualan kaus.
“Apa iya relawan kerja sendiri? Tapi sudah dijawab Eko Kuntadhi katanya jual kaus lah, nggak cukup, bapak,” kata Trimedya.
Eko Kuntadhi lantas dengan cepat menimpali, “siapa bilang ndak cukup?”
Namun, Trimedya Panjaitan bersikukuh bahwa hasil jualan kaus tidak cukup. Dia mengatakan itu berdasarkan pengalamannya sebagai politisi yang sudah pernah bertarung dalam Pemilu.
Menanggapi itu, Eko Kuntadhi menyindir politikus selalu berasumsi bahwa semua gerakan politik itu dimobilisasi.
Trimedya mengatakan bahwa politisi merupakan pihak yang sudah konkret memiliki pengalaman bertarung di lapangan.
“Mohon maaf, Pak. Sejak Pemilu suara terbanyak, diputuskan Pak Mahfud, tiga bulan menjelang Pileg, kami harus membuat relawan, tim sukses, tidak bisa hanya struktur partai,” katanya.
Eko Kuntadhi lalu mempertanyakan apakah Trimedya berpikir kelompoknya tidak berhak menentukan masa depan bangsa ini.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara