Hal itu disampikan Luhut dalam acara peresmian pabrik anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, pada Rabu, (7/8/2024). Acara tersebut juga turut dihadiri Presiden Jokowi.
Awalnya Luhut menyampaikan soal hilirisasi industri di Indonesia yang tidak lepas dari keputusan berani Presiden Jokowi.
"Saya masih ingat bapak presiden dulu putuskan kita banned nikel itu banyak sekali pro-contra, tapi presiden saya ingat betul konsisten, karena ekspor kita hilang kira-kira 1,5 miliar USD tapi bapak presiden dengan keputusan bapak itu tahun lalu ekspor kita lebih dari 30 juga miliar dolar angka yang sangat besar," kata Luhut.
Luhut kemudian menyinggung soal pesan Presiden yang terus menekankan agar Indonesia harus kompetitif agar bisa menarik investor luar negeri. Apalagi Indonesia akan menghadapi pesaing baru yakni Malaysia dan Singapura yang juga akan membangun kawasan ekonomi khusus.
Luhut mengatakan kepemimpinan Jokowi tersebut telah meninggalkan legacy yang baik. Luhut yakin banyak yang akan mengenang Jokowi sebagai orang yang meletakkan landasan bahwa Indonesia merupakan negara industri bukan hanya negara pengekspor bahan mentah.
"Saya kalau boleh mungkin sentimentil, selamat jalan pak, bapak akan menjadi kenangan yang indah buat Indonesia , walaupun masih 2-3 bulan Pak Presiden, tapi saya kira acara penting semacam ini buat saya pribadi sangat menyentuh," katanya.
Luhut kemudian mengenang bagaimana awalnya Presiden mengeluarkan keputusan menghentikan ekspor nikel. Di pintu masuk Istana, Jokowi memutuskan untuk menyetop ekspor nikel, yang saat itu tidak mudah. Pasalnya Indonesia akan kehilangan 1,5 miliar dolar AS dari keputusan tersebut.
Artikel Terkait
Dokter Tifa Bongkar Kejanggalan Salinan Ijazah Jokowi di KPU, Ini Fakta yang Terungkap!
Setahun Prabowo Memimpin, Geng Solo Harus Dituntaskan!
Listyo Sigit Naikkan Sejumlah Komjen, Prof Ikrar Beber Jurus Penyelamatan Keluarga Jokowi
DPR Kena Prank! Dana Reses Rp702 M Bikin Tak Sedih Tunjangan Rumah Dihapus