POLHUKAM.ID - Pakar forensik digital yang juga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Rismon Hasiholan Sianipar membongkar kejanggalan pada ijazah mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi).
Kejanggalan itu mulai dari dosen penguji dan pembimbing, penggunaan pasfoto berkaca mata hingga pengetikan lembar pengesahan skripsi yang menggunakan komputer. Padahal, sebelum tahun 1990, semua skripsi menggunakan mesin ketik.
Rismon menduga tanda tangan dosen pembimbing dan dekan di skripsi abal-abal Jokowi juga dipalsukan.
Menurut Rismon, ada satu hal lain yang luput dari perhatian pihak yang merekayasa ijazah bodong tersebut.
“Jokowi dulu KKN dimana, dan siapa saja teman KKN-nya?” tanya alumni UGM ini, dalam sebuah video seperti dikutip Jumat (4/4/2025).
KKN adalah Kuliah Kerja Nyata, dulu merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus dilakukan seorang mahasiswa sebelum mengikuti sidang skripsi. Program KKN berlangsung di desa selama lebih kurang tiga bulan.
Penempatan mahasiswa KKN dilakukan secara berkelompok dan arsip datanya tersimpan pada sebuah unit kerja di kampus, dulu ada yang menyebutnya Badan Pelaksana (Bapel) KKN.
Maka dari itu dia meminta Jokowi jujur akan hal ini.
“Bukankah pak Jokowi menerima Rp 30 juta tiap bulan (gaji pensiun)? Itu dari rakyat. Tolonglah hargai sedikit saja rakyat yang telah membayar gajimu,” lanjutnya.
Dia juga menantang Jokowi untuk menuntutnya ke pengadilan jika apa yang diungkapkannya itu dinilai bohong atau mencemarkan nama baik. “Ayo kita buktikan di pengadilan,” katanya.
Berbeda dengan ijazah putri dosen pembimbing utama
Rismon menemukan bahwa ijazah Jokowi tidak ada dosen penguji dan dosen pembimbing utama, berbeda dalam penulisan nama dan tanda tangan.
Hal itu diketahui Rismon ketika mendapatkan ijazah pembanding UGM, dari pemilik akun X Aida Grebury.
Aida adalah anak dari Prof Achmad Sumitro. Dalam ijazah milik Aida, terungkap bahwa tanda tangan asli Achmad Soemiitro.
Kemudian tanda tangan dan nama Achmad Sumitro disandingkan dengan ijazah Jokowi.
Terlihat terdapat perbedaan nama. Di ijazah Jokowi, namanya Prof Achmad Soemitro, sementara di ijazah Aida, Prof Achmad Sumitro.
Selain itu, juga tidak ada nama dosen penguji dan tanpa lembar pengesahan dosen penguji.
“Skripsi palsu Jokowi Widodo tanpa lembar pengesahan dosen penguji, siapa dosen pengujinya,” kata Rismon Sianipar di Kanal YouTuba Balige Academy, dikutip Jumat (4/4/2025).
Putri Achmad Sumitro, pemilik akun Aida, telah melampirkan ijazahnya. Bagaimana tanda tangannya Achamad Sumitro atau Kasmojo.
Bahwa Achmad Sumitro itu tulisannya Soemitro atau Sumitro karena ada dua variasi.
Rismon menjelaskan, pihaknya meneliti skripsi dan ijazah menggunakan program di komputer seperti key point. Khususnya mengenai konsistensi tanda tangan Achmad Sumitro.
“Lembar pengisian skripsi, kapan diadakan tidak tahu, pengujinya pun tidak ada langsung prakarta,“ jelasnya,
Setelah meneliti tanda tangan Prof Achmad Soemitro, tanda tangan di ijazah Jokowi seperti tanda tangan dengan orang yang belajar. Seperti tanda tangan menghasilkan cacing pita.
“Padahal Achmad Soemitro, dosen senior, tanda tangan sudah berulang, tentu percaya diri, tekanan, goresan, tidak seperti cacing pita,” kata Rismon.
Pihaknya juga akan membandingkan ratusan atau ribuan tanda tangan Dekan Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara