Selama ini, kata dia, penyerapan tenaga kerja di pedesaan mencapai 40 juta jiwa dengan lapangan kerja tercipta 1,3 juta tahun lalu.
"Hal ini bisa dilakukan melalui industrialisasi pedesaan yang masif. Peluang circular economy dan subtitusi impor mesin-mesin pertanian dapat dilakukan selama dua tahun tatanan ekonomi yang diperkirakan terganggu oleh kebijakan Trump," ungkap dia.
Soal isu lapangan kerja, kata Syahganda, Jumhur Hidayat mengatakan Indonesia perlu melihat peluang lapangan kerja di negara lain, seperti Jepang, Australia dan Korea yang kekurangan tenaga kerja. Apalagi, kata Jumhur, lapangan kerja di dalam negeri terbatas.
"Kombinasi penciptaan lapangan kerja di pedesaan, perkotaan dan penempatan tenaga kerja di luar negeri, bisa mengurangi tekanan objektif dari kebutuhan lapangan kerja yang begitu besar saat ini. Berkurangnya pengangguran tentunya akan ikut menyelesaikan masalah 'Indonesia Gelap' dan '#Kaburajadulu'," jelas Syahganda.
Isu ketiga adalah soal demokrasi. Menurut Syahganda, Rocky Gerung mengusulkan Prabowo harus sering berdialog dengan tokoh-tokoh besar seperti Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, era Prabowo juga harus meninggalkan sekutu-sekutu yang tidak progresif.
"Dalam aliansi ideologis, Prabowo harus bersekutu juga dengan kelompok Islam strategis. Cuma Rocky menyayangkan kenapa partai-partai tidak lagi memikirkan kaderisasi Ideologis. Kelompok progresif revolusioner harus dibangun. Di pedesaan harus dibangun kaum tani progresif melalui gerakan koperasi yang massif," pungkas Syahganda.
Menurut Syahganda, setelah pertemuan Dasco langsung ke Istana, melakukan rapat dengan Presiden.
Dasco, kata dia, akan menyampaikan semua bahan diskusi tersebut kepada presiden Prabowo.
Selanjutnya Dasco berjanji pertemuan seperti ini nantinya akan dilakukan langsung dengan Presiden Prabowo.
Sumber: BeritaSatu
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara