5 Kontroversi Fadli Zon: Like Konten Begituan dan Sering Sindir Presiden

- Rabu, 18 Juni 2025 | 14:00 WIB
5 Kontroversi Fadli Zon: Like Konten Begituan dan Sering Sindir Presiden

POLHUKAM.ID - Sosok Fadli Zon, politisi senior Partai Gerindra, seakan tak pernah lepas dari sorotan dan kontroversi.


Gaya komunikasinya yang blak-blakan dan seringkali kritis terhadap pemerintah menjadikannya figur yang kerap memancing perdebatan panas di kalangan publik, terutama di kalangan anak muda yang aktif di media sosial.


Dari cuitan pedas hingga pernyataan yang memicu polemik sejarah, Fadli Zon sukses membuat namanya terus diperbincangkan.


Bagi generasi milenial dan Gen Z, rekam jejak digitalnya menjadi catatan yang mudah diakses dan seringkali menjadi bahan diskusi.


Berikut adalah lima kontroversi Fadli Zon yang paling menarik perhatian dan memicu kehebohan di dunia maya.


1. Polemik Pernyataan Kontroversial Tragedi Mei 1998


Baru-baru ini, Fadli Zon yang kini menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, kembali memicu perdebatan sengit.


Dalam sebuah wawancara, ia meragukan adanya peristiwa pemerkosaan massal dalam Kerusuhan Mei 1998 dan menyebutnya sebagai rumor yang tidak memiliki bukti kuat.


Pernyataannya ini sontak mengundang kecaman dari berbagai pihak, termasuk Komnas Perempuan dan para aktivis hak asasi manusia.


Mereka menilai pernyataan tersebut melukai hati para korban dan merupakan bentuk pengingkaran terhadap salah satu episode paling kelam dalam sejarah Indonesia.


P


2. Rencana 'Tulis Ulang Sejarah' yang Tuai Kritik


Masih berkaitan dengan perannya di Kementerian Kebudayaan, Fadli Zon menggagas proyek penulisan ulang sejarah Indonesia.


Tujuannya, menurut Fadli, adalah untuk mengklarifikasi rumor-rumor yang selama ini dianggap sebagai fakta sejarah dan lebih menonjolkan sisi positif dari para tokoh dan peristiwa.


Namun, gagasan ini justru menimbulkan kekhawatiran publik.


Banyak yang takut bahwa penulisan ulang ini akan menjadi alat untuk memanipulasi sejarah demi kepentingan politik tertentu dan menghilangkan narasi-narasi kritis, termasuk catatan kelam pelanggaran HAM di masa lalu.


P


3. Puisi-Puisi Satir yang Kerap Menyindir Presiden

Halaman:

Komentar

Terpopuler