#Visi

Foto Gibran Dapat Jari Tengah dari Mahasiswa, Pengamat: Itu Tidak Terjadi Kalau Wapresnya Kapabel!

Umum

Foto Gibran Dapat Jari Tengah dari Mahasiswa, Pengamat: Itu Tidak Terjadi Kalau Wapresnya Kapabel!

Rabu, 26 Februari 2025 | 15:51 WIB
Bukan Bagi-Bagi Susu, Publik Minta Gibran Lebih Sering Diskusi di Kampus: Wapres Bertukar Pikiran Dengan Mahasiswa

Nasional

Bukan Bagi-Bagi Susu, Publik Minta Gibran Lebih Sering Diskusi di Kampus: Wapres Bertukar Pikiran Dengan Mahasiswa

Rabu, 26 Februari 2025 | 13:55 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Nasional

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:56 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Umum

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:36 WIB
KISAH Dosen UGM Penyokong Demonstrasi Indonesia Gelap

Politik

KISAH Dosen UGM Penyokong Demonstrasi Indonesia Gelap

Selasa, 25 Februari 2025 | 16:55 WIB
Jenazah Wakepsek Juniwarti Diduga Dibunuh Suami Dimakamkan Selasa Subuh di Pekanbaru

Umum

Jenazah Wakepsek Juniwarti Diduga Dibunuh Suami Dimakamkan Selasa Subuh di Pekanbaru

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:11 WIB
GEGER 20 Anggota TNI Terlibat Penyerangan di Polres Tarakan, Datang Pakai Truk Warna Hijau & Bawa Senjata

Umum

GEGER 20 Anggota TNI Terlibat Penyerangan di Polres Tarakan, Datang Pakai Truk Warna Hijau & Bawa Senjata

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:01 WIB
Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Umum

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:21 WIB
Lagu Bayar Bayar Bayar Dilarang Semakin Terkenal

Umum

Lagu Bayar Bayar Bayar Dilarang Semakin Terkenal

Selasa, 25 Februari 2025 | 07:16 WIB
Novel Baswedan Ungkap Dalang Revisi UU KPK: Hasto Kristiyanto Bongkar Fakta!

Umum

Novel Baswedan Ungkap Dalang Revisi UU KPK: Hasto Kristiyanto Bongkar Fakta!

Senin, 24 Februari 2025 | 21:46 WIB
Harta Kekayaan Rosan Roeslani Menteri Investasi CEO Danantara, Capai Rp864 M & Punya Tanah 26 Tempat

Umum

Harta Kekayaan Rosan Roeslani Menteri Investasi CEO Danantara, Capai Rp864 M & Punya Tanah 26 Tempat

Senin, 24 Februari 2025 | 20:56 WIB
Janjikan Pemerintahan Bersih, Prabowo Tegaskan Perlawanan Terhadap Korupsi

Umum

Janjikan Pemerintahan Bersih, Prabowo Tegaskan Perlawanan Terhadap Korupsi

Senin, 24 Februari 2025 | 12:21 WIB
Jokowi Hingga SBY Hadiri Peluncuran Danantara, Megawati Absen

Umum

Jokowi Hingga SBY Hadiri Peluncuran Danantara, Megawati Absen

Senin, 24 Februari 2025 | 11:26 WIB
Sah! Prabowo Resmi Luncurkan Danantara

Umum

Sah! Prabowo Resmi Luncurkan Danantara

Senin, 24 Februari 2025 | 11:21 WIB
Prabowo Luncurkan Danantara, Ini Daftar Kepemimpinannya

Umum

Prabowo Luncurkan Danantara, Ini Daftar Kepemimpinannya

Senin, 24 Februari 2025 | 07:40 WIB
Hasto Bongkar Borok Jokowi Amankan Gibran dan Bobby Tak Disenggol KPK

Umum

Hasto Bongkar Borok Jokowi Amankan Gibran dan Bobby Tak Disenggol KPK

Senin, 24 Februari 2025 | 07:10 WIB
Ketika Hasto Meminta Jokowi Diperiksa, KPK Menghindar: Nuansa Politik Yang Kentara

Nasional

Ketika Hasto Meminta Jokowi Diperiksa, KPK Menghindar: Nuansa Politik Yang Kentara

Minggu, 23 Februari 2025 | 23:55 WIB
ERA JOKOWI: Kebodohan Kolektif Dinilai Sebagai Kebenaran

Nasional

ERA JOKOWI: Kebodohan Kolektif Dinilai Sebagai Kebenaran

Minggu, 23 Februari 2025 | 23:40 WIB
Novel Baswedan Akhirnya Buka Suara Soal Video Pengakuan Hasto Temui Dirinya Cerita Jokowi Inisiator Revisi UU KPK

Hukum

Novel Baswedan Akhirnya Buka Suara Soal Video Pengakuan Hasto Temui Dirinya Cerita Jokowi Inisiator Revisi UU KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 22:55 WIB
Beredar Video, Hasto Ungkap Sebut Jokowi Jadi Biang Upaya Pelemahan KPK demi Bobby dan Gibran

Nasional

Beredar Video, Hasto Ungkap Sebut Jokowi Jadi Biang Upaya Pelemahan KPK demi Bobby dan Gibran

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:55 WIB
Profil Danantara yang Diresmikan Prabowo Besok: Ditolak di Indonesia, Diterima di Negeri Jiran

Politik

Profil Danantara yang Diresmikan Prabowo Besok: Ditolak di Indonesia, Diterima di Negeri Jiran

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:10 WIB
Revisi UU BUMN Kuatkan BPI Danantara, Lemahkan BPK RI?

Hukum

Revisi UU BUMN Kuatkan BPI Danantara, Lemahkan BPK RI?

Minggu, 23 Februari 2025 | 14:35 WIB
Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Nasional

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 08:25 WIB
Cerita Hasto Pernah Ingatkan Jokowi Soal Gibran dan Bobby Bisa Kena Operasi Tangkap Tangan

Hukum

Cerita Hasto Pernah Ingatkan Jokowi Soal Gibran dan Bobby Bisa Kena Operasi Tangkap Tangan

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:55 WIB
Boikot Retret, Megawati Dianggap Mengajari Kader Melawan Konstitusi

Politik

Boikot Retret, Megawati Dianggap Mengajari Kader Melawan Konstitusi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:45 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

MUI Imbau Muslim Tolak Bansos dari Dedi Mulyadi Jika Dipaksa Vasektomi: Insya Allah Ada Rezeki Lain
2

Alasan Try Sutrisno Setuju Desakan Pemakzulan Gibran: Kalau Nggak Diberesin, Rusak Negara!
3

Viral Scan Retina Mata Dapat Upah Rp800.000, Komdigi Bekukan Izin Worldcoin dan WorldID
4

Mahfud MD Yakin Pengadilan Negeri dan PTUN Bakal Tolak Gugatan soal Kasus Ijazah Jokowi
5

Tidak Jera, Mantan Napi Penistaan Agama Sebut Nabi Muhammad Tokoh Fiktif
6

Rekam Jejak 3 Jenderal Bintang 4 yang Berpotensi Jadi Wakil Panglima TNI, Ada Menantu Luhut
7

Razman Nasution Beri Peringatan Keras Gatot Nurmantyo, Sebut Preman Tak Rugikan Warga
8

Soroti Mutasi Letjen Kunto, Said Didu: Ternyata TNI Masih Dikendalikan Geng Solo
9

MENARIK! Pembuktian Siapa Pemilik Akun Fufufafa Akan Dijadikan Celah Pemakzulan Gibran
10

Eks Jenderal Kopassus Mendidih, Suruh Hercules Balik ke Timor Timur: Lu Hampir Dikubur!
11

Profil Eks KSAL Slamet Soebijanto, Keras Desak Gibran Dimakzulkan: Dia Nggak Masuk Kriteria!
12

Terbangun Narasi: Ijazah Palsu Itu Hilang!
13

Deklarasi Dukun Politik: Ketika Parpol Gagal Bekerja, Tapi Rajin Menebak Nasib Prabowo 2029
14

Panglima TNI - KSAD Lawan Presiden! Kata Jenderal Yayat Sudrajat
15

Undang-Undang Baru, KPK Tak Bisa Lagi Tangkap Direksi dan Komisaris BUMN yang Tersangkut Korupsi